kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   15.000   0,76%
  • USD/IDR 16.809   21,00   0,12%
  • IDX 6.436   -2,46   -0,04%
  • KOMPAS100 926   -0,24   -0,03%
  • LQ45 721   -2,07   -0,29%
  • ISSI 205   0,88   0,43%
  • IDX30 375   -1,00   -0,27%
  • IDXHIDIV20 453   -1,46   -0,32%
  • IDX80 105   -0,09   -0,09%
  • IDXV30 111   0,28   0,25%
  • IDXQ30 123   -0,03   -0,03%

Astrindo Nusantara (BIPI) siapkan diversifikasi bisnis batubara


Kamis, 18 November 2021 / 20:17 WIB
Astrindo Nusantara (BIPI) siapkan diversifikasi bisnis batubara
ILUSTRASI. Astrindo Nusantara Infrastruktur (BIPI) menyiapkan diversifikasi produk batubara.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) tengah menyiapkan rencana jangka panjang untuk diversifikasi produk batubara. Hal ini dilakukan menyusul adanya kesepakatan KTT COP26 di Glasgow, Skotlandia, untuk pengurangan penggunaan batubara secara bertahap.

Presiden Direktur BIPI Ray Anthony Gerungan mengatakan, pihaknya tidak sepenuhnya akan beralih dari batubara namun untuk berusaha memproses hasil turunan batubara.

"Kawasan Asia tidak bisa berkembang sebab tidak ada low cost energy supply, sedangkan batubara menjadi satu sumber yang dipakai. Kita sendiri memang ada rencana jangka panjang, moving from coal based power tapi tidak move away from coal," ujarnya saat paparan publik yang berlangsung virtual, Kamis (18/11).

Baca Juga: Penggunaan batubara akan dihapus bertahap, ini komentar sejumlah emiten batubara

Sebagai informasi, Indonesia bersama hampir 200 negara yang hadir dalam KTT COP26 di Skotlandia sepakat menandatangani Pakta Iklim Glasgow yang secara eksplisit berencana menghentikan penggunaan batubara secara bertahap, berubah dari awalnya menyetop total batu bara.

Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia berkomitmen untuk berhenti menggunakan batu bara pada tahun 2040 mendatang.

Ray melanjutkan, pihaknya memiliki rencana membangun lokasi processing coal downstream atau midstream. Hal ini pasti membutuhkan banyak infrastruktur.

"Rencana kami itu seperti menabung di infrastruktur untuk downstream hingga midstream coal. Memproses dari batubara ke amonia hingga metanol ini, semua membutuhkan investasi infrastruktur yang cukup besar," ujarnya.

Selanjutnya: Kementerian ESDM finalisasi insentif untuk hilirisasi batubara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×