kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Atasi kepadatan, Pelindo III siap keruk APBS


Jumat, 28 Maret 2014 / 10:14 WIB
Atasi kepadatan, Pelindo III siap keruk APBS
ILUSTRASI. TAJUK - Djumyati Partawidjaja


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Upaya mengatasi kepadatan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya terus dilakukan. Selain membangun terminal peti kemas baru di Teluk Lamong, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III juga sedang mempersiapkan pengerukan alur pelayaran barat Surabaya (APBS).

Untuk mengerjakan proyek ini, perusahaan pelat merah ini siap bermitra dengan perusahaan Belanda, Van Oord Dredging and Marine Contractors BV (VO).

APBS yang semula hanya memiliki panjang 25 mil dan lebar 100 meter dengan kedalaman 9,5 meter, nantinya diperlebar menjadi 150 meter dengan kedalaman 13 meter. Menurut Edi, dengan pengerukan tersebut akan semakin banyak kapal berukuran besar yang masuk ke pelabuhan Pelindo III.

Demi mengerjakan proyek bernilai US$ 76.000, Pelindo III dan sang mitra sudah membentuk perusahaan patungan bernama PT Pelindo Marine Service (PMS). Pelindo III memiliki saham 60%, dan sisanya VO. "Kemungkinan bulan depan akan mulai pengerjaan karena sebagian alat sudah datang,” kata Edi Priyanto, Kepala Humas Pelindo III ke KONTAN, Kamis (27/3).

Sebenarnya kesepakatan antara kedua belah pihak sudah terjalin sejak awal tahun ini. Namun lantaran kewajiban pengerukan alur merupakan domain pemerintah dan Pelindo III mengambil alih tugas tersebut, maka sebagai konsesi sebelum memulai pekerjaan, Pelindo III harus menuntaskan persoalan perizinan terlebih dahulu.

Jika tidak ada aral melintas, penandatanganan kesepakatan konsesi akan dilakukan pada 4 April nanti. Proyek pengerukan alur itu sendiri diperkirakan akan selesai tahun depan.

Dengan kondisi alur APBS yang lebih dalam dan lebar, maka akan semakin banyak kapal berukuran besar bisa singgah. Sejauh ini, kapal berukuran besar lebih banyak yang memilih berhenti di Singapura yang memiliki alur lebih dalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×