kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.274   -99,00   -0,60%
  • IDX 7.927   68,06   0,87%
  • KOMPAS100 1.113   9,98   0,90%
  • LQ45 829   6,70   0,81%
  • ISSI 265   0,63   0,24%
  • IDX30 429   3,15   0,74%
  • IDXHIDIV20 497   3,62   0,73%
  • IDX80 125   1,07   0,86%
  • IDXV30 133   1,90   1,45%
  • IDXQ30 139   1,18   0,85%

Badan Industri Mineral Terbentuk, IMA Ungkap Potensi Pengembangan Logam Tanah Jarang


Senin, 25 Agustus 2025 / 16:36 WIB
Badan Industri Mineral Terbentuk, IMA Ungkap Potensi Pengembangan Logam Tanah Jarang
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A front-end loader is used to move material inside the open pit at Molycorp's Mountain Pass Rare Earth facility in Mountain Pass, California June 29, 2015. REUTERS/David Becker/File Photo. IMA menilai pembentukan Badan Industri Mineral oleh Prabowo berpotensi untuk dorong pengembangan mineral, khususnya logam tanah jarang (LTJ)


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesian Mining Association (IMA) menilai pembentukan Badan Industri Mineral oleh Presiden Prabowo Subianto berpotensi untuk mendorong pengembangan mineral, khususnya pemanfaatan logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE). 

Meski begitu, Direktur Eksekutif IMA Hendra Sinadia mengungkap pihaknya belum mengetahui jelas mengenai tupoksi dari Badan Industri Mineral tersebut. 

"Ya kita lihat positifnya saja, untuk pengembangan rare earth mungkin, saya belum tahu jelas. Pastinya kalau arahnya ke pengembangan rare earth itu pastinya positif," kata dia saat ditemui di Jakarta, Senin (25/08/2025). 

Hendra menambahkan, keputusan Presiden Prabowo menurutnya dilatarbelakangi oleh kapasitas pengetahuan Presiden di sektor pertahanan dan keadaan geopolitik yang saat ini mendorong banyak negara-negara mencari sumber mineral tanah jarang. 

Baca Juga: Manufaktur Masih Loyo, Celios Curiga Insentif Pajak Hanya Perkaya Pemilik Usaha

"Pak Prabowo dengan latar belakang militer, dan dengan keadaan geopolitik saat ini memang yang menjadi incaran dari negara-negara super power, seperti China, Eropa dan Amerika," tambah Hendra. 

IMA tambah dia merasa perlu adanya pendanaan untuk pengembangan LTJ di dalam negeri. Terkait pendanaan, Hendra menyebut, kolaborasi juga bisa dilakukan oleh Indonesia bersama beberapa negara yang tertarik dengan LTJ. 

"Harusnya sih iya, tentu. Dan ini bisa saja kita kerjakan sendiri, bisa saja dengan bantuan negara-negara lain, kolaborasi di sini mulai terlihat, dan banyak negara-negara menyatakan minat pengembangan rare earth," jelasnya. 

Asal tahu saja, dalam catatan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) logam Tanah Jarang (LTJ) dikategorikan sebagai mineral kritis, karena keberadaanya yang terbatas dan bernilai ekonomis. 

Oleh karenanya, dalam pengembangan dan pengelolaan potensi LTJ yang ramah lingkungan, diperlukan instrumen kebijakan yang menyeluruh dari mulai hulu hingga ke hilir yang mengatur pengelolaan logam tanah jarang di Indonesia.

Sebagai tambahan, unsur tanah jarang keberadaannya di alam tidak bisa berdiri sendiri, mereka terbentuk bersama dengan mineral lainnya. 

Mineral yang mengandung unsur logam tanah jarang diantaranya adalah monasit (monazite), xenotim dan zirkon, dan apatit yang terdapat pada batuan granitik.

Ketiga mineral tersebut dapat ditemukan sebagai mineral ikut pada komoditi tambang seperti timah, emas, bauksit, dan nikel laterit.

Baca Juga: Kementerian ESDM Terbitkan Aturan Baru Penjualan Mineral dan Batubara

Selanjutnya: Cuan 25% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini Susut Cetek (25 Agustus 2025)

Menarik Dibaca: Alternatif Olahraga Anak, Baby Shark Run 2025 akan Hadir di Jakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×