Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melakukan pertemuan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (27/5).
Bahlil menjelaskan, hari ini mengadakan rapat dengan Dewan Pengawas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) ihwal evaluasi kinerja kuartal I-2025.
"Karena target lifting kita kan 605.000 barel per hari (bph) dan sekarang [realisasi] sudah 580.000 bph. Secara realisasi di kuartal pertama 96% dan untuk gas sudah mencapai 120% dari target," kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (27/5).
Bahlil berharap target produksi siap jual alias lifting minyak APBN 2025 dapat tercapai.
Dalam APBN 2025, target lifting minyak ditetapkan sebesar 605.000 barel per hari (bph), lebih rendah dibandingkan target tahun sebelumnya yang mencapai 635.000 bph.
Sepanjang 2024, realisasi lifting minyak hanya mencapai 579.700 bph, jauh di bawah target.
Baca Juga: Produksi Minyak Terus Merosot, Menteri ESDM Bahlil Curiga Ada Unsur Kesengajaan
Mengacu pada data Kementerian Keuangan, hingga Maret 2025, realisasi lifting minyak tercatat sebesar 573.900 bph, atau sekitar 94,85% dari target tahun ini.
Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengungkapkan upaya peningkatan produksi minyak dalam negeri menjadi fokus utama pemerintah.
“Kami dengan Kepala SKK Migas mengupayakan kira-kira apa yang harus kita lakukan bersama untuk peningkatan lifting minyak. Salah satu langkahnya adalah dengan memanfaatkan potensi cekungan yang ada,” kata Yuliot dalam Rapat Kerja dengan Komite II DPD RI, Senin (24/2).
Yuliot menerangkan, berdasarkan data dari Badan Geologi, Indonesia memiliki 128 cekungan minyak dan gas bumi, namun hingga saat ini baru sekitar 20 cekungan yang telah dimanfaatkan.
"Jadi kita masih bisa memanfaatkan sekitar 108 cekungan Untuk peningkatan lifting," ujar Yuliot.
Selain memanfaatkan cekungan baru, Kementerian ESDM juga mendorong percepatan tender untuk wilayah kerja migas baru. Menurut Yuliot, percepatan ini menjadi langkah penting mengingat banyak sumur migas yang sudah lama beroperasi mengalami penurunan produksi.
“Kami di Kementerian ESDM, baik di Ditjen Migas maupun di SKK Migas, tengah mengupayakan percepatan tender wilayah kerja baru. Pengalaman kami menunjukkan jika tidak ada upaya dari wilayah pengembangan baru, akan sangat sulit untuk meningkatkan produksi, karena sumur-sumur migas yang ada mengalami penurunan produksi seiring waktu,” tandasnya.
Adapun, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengungkapkan sejumlah faktor target lifting minyak tak tercapai, mulai dari kondisi sumur yang tua hingga perizinan yang rumit. Salah satu tantangan terbesar adalah fasilitas upstream yang sudah berumur, terutama yang dimiliki oleh Pertamina. Banyak infrastruktur produksi, seperti pipa di offshore, mengalami kebocoran akibat karat.
“Fasilitas di upstream, terutama yang sudah tua, menjadi kendala utama karena sering terjadi kebocoran dan masalah teknis lainnya,” ujar Djoko dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Kamis (27/2).
Selain itu, proses perizinan yang memakan waktu lama turut menjadi tantangan. SKK Migas mencatat perizinan di sektor hulu migas masih cukup kompleks, meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk penyederhanaan regulasi.
“Perizinan kita sudah mulai sederhanakan, regulasi yang menghambat kita cabut, dan sebagainya," tambahnya.
Djoko menambahkan, faktor keamanan juga menjadi perhatian serius. Pasalnya, gangguan masyarakat saat kegiatan eksplorasi dan produksi kerap terjadi. Untuk mengatasi hal ini, SKK Migas bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk memastikan kelancaran operasional migas. Di sisi lain, insentif fiskal bagi badan usaha juga terus diupayakan untuk meningkatkan produksi migas.
“Kami terus mendorong insentif fiskal bagi badan usaha agar produksi bisa meningkat,” jelas Djoko.
Baca Juga: ESDM Umumkan 10 Wilayah Kerja Panas Bumi yang Dilelang Tahun 2025, Ini Daftarnya
Selanjutnya: Modal Rakyat Bidik Penyaluran Pendanaan Produktif Rp 400 Miliar pada 2025
Menarik Dibaca: Tren Ubin Terakota Gaya Barat Daya ala Joanna Gaines yang Cocok untuk Ruang Kecil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News