kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bahlil: Realisasi Investasi Air Products Sudah Capai US$ 7 miliar Pada Tahap Pertama


Senin, 16 Mei 2022 / 11:22 WIB
Bahlil: Realisasi Investasi Air Products Sudah Capai US$ 7 miliar Pada Tahap Pertama
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo saat menerima kunjungan Chairman dan CEO Air Products, Seifi Ghasemi, di Hotel Ritz Carlton, Washington DC, Kamis (12/5/2022).


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membeberkan mengenai rencana investasi Air Products sebesar US$ 15 miliar di Indonesia.

Bahlil menyampaikan, realisasi investasi Air Products di Indonesia tersebut telah mencapai US$ 7 miliar pada tahap pertama dari total rencana investasi sebesar US$ 15 miliar dan sudah tereksekusi ke dalam tiga proyek.

“Pertama, proyek DME di Sumatera Selatan, konstruksi sudah berjalan. Kedua, metanol dengan KPC di Kalimantan Timur, Ketiga adalah membangun methanol dan ethanol di Cepu. Ini adalah bagian dari upaya bapak Presiden membangun hilirisasi produknya bisa menjadi subsidi impor (LPG),” kata Bahlil, dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (16/5).

Lebih lanjut Bahlil menyampaikan, khusus untuk proyek DME ditargetkan 50% dari total impor harus bisa diproses di dalam negeri. Seperti jika dilihat dari data Pertamina, Indonesia melakukan impor LPG sekitar 7-8 juta ton per tahun. Namun hal ini sangat menguras devis hingga triliunan rupiah.

Baca Juga: Terima Chairman dan CEO Air Products, Jokowi: Segera Tindak Lanjuti Rencana Investasi

“Ini sangat menguras devisa kita. Bahkan untuk subsidi per 1 juta ton itu kurang lebih sekitar Rp 13 triliun. Dibayangkan kalau kali 6-7 juta ton, total subsidi kita untuk gas LPG tidak kurang dari Rp 80-90 triliun,” jelasnya.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi memerintahkan agar Air Product ini bisa benar-benar fokus dalam membangun hilirisasi DME dan metanol.

Dari hasil pertemuan presiden dengan CEO Air Products, Bahlil menyampaikan bahwa Air Products tidak menutup kemungkinan untuk mengelola bendungan-bendungan yang dimiliki negara yang akan digunakan untuk membangun hidrogen di Indonesia.

Adapun investasi untuk pengelolaan tersebut diperkirakan sebesar us$ 3 miliar, di luar rencana US$ 15 miliar yang telah disebutkan.

“Ini akan menjadi focus kita terutama untuk mendorong tema dari G20 tentang mendorong emisi karbon dan energi baru terbarukan. Ini adalah sebuah potensi negara kita yang belum dimaksimalkan,” kata Bahlil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×