kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Bangun bandara Jogjakarta, AP I gandeng India


Minggu, 20 Februari 2011 / 11:41 WIB
Bangun bandara Jogjakarta, AP I gandeng India
ILUSTRASI. Layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Angkasa Pura (AP) I bekerjasama dengan perusahaan India bernama GVK Power Infrastructure untuk membangun bandara baru di Kota Jogjakarta. Bandara yang akan menggantikan Bandara Adisutjipto sebagai bandara komersial itu diperkirakan menelan dana Rp 1,5 triliun.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Tommy Soetomo mengatakan pembangunan bandara baru di Jogjakarta memang sudah sangat mendesak. Hal itu disebabkan oleh penggunaan Bandara Adisutjipto yang sudah jauh melampaui kapasitas. "Kapasitasnya kurang dari 1 juta penumpang, tapi sudah dipergunakan untuk menampung sebanyak 3,5 juta penumpang per tahun," ungkap Tommy di sela-sela puncak peringatan HUT ke-47 AP I, Minggu (20/2).

Selain itu, Tommy mengatakan pertumbuhan penumpang juga terus terjadi setiap tahun yaitu rata-rata 12%. Untuk itu, Bandara Adisutjipto yang dimiliki TNI AU itu dinilai sudah tidak memadai lagi untuk menampung pertumbuhan penumpang dan lalu-lintas pesawat.

Landasan pacu di bandara itu juga kurang memadai karena panjangnya 2.200 meter dan lebar 45 meter. Ukurannya sama dengan landasan pacu di bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru yang saat ini sudah dilarang untuk pendaratan dalam kondisi hujan bagi pesawat Boeing 737-900 ER.

Rencananya, bandara baru itu akan dibangun dengan kapasitas penumpang 5 juta hingga 6 juta orang per tahun. Penandatangan memorandum of understanding (MoU) dengan pihak GVK Power Infrastructure sudah dilakukan pada akhir Januari lalu di New Delhi, India.

Pemilihan GVK Power Infrastructure karena dinilai sudah berpengalaman dalam membangun dan mengelola bandara. Perusahaan itu saat ini merupakan operator dari bandara Mumbai dan Bangalore, India. Tommy mengatakan saat ini prosesnya masih preliminary study. "Kami harapkan pada tahun 2013, pembangunannya sudah bisa dimulai," jelas Tommy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×