kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.866.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.554   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.063   83,61   1,20%
  • KOMPAS100 1.026   13,42   1,33%
  • LQ45 799   12,23   1,55%
  • ISSI 222   1,77   0,80%
  • IDX30 416   7,27   1,78%
  • IDXHIDIV20 491   8,93   1,85%
  • IDX80 116   1,45   1,27%
  • IDXV30 117   1,03   0,88%
  • IDXQ30 136   2,23   1,67%

Bangun jaringan gas di 38 kota butuh Rp 111,3 T


Senin, 02 Mei 2016 / 15:39 WIB
Bangun jaringan gas di 38 kota butuh Rp 111,3 T


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Dikky Setiawan

SURABAYA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menghitung potensi infrastruktur jaringan gas untuk rumahtangga (jargas) yang dapat terbangun secara nasional. Pembangunan infrastruktur jargas nasional diperkirakan menelan biaya Rp 111,3 triliun.

Bila dilihat dari ketersediaan gas dan infrastruktur pipa transmisi/distribusi, maka jargas mampu dibangun di 38 kota. Total rumah tangga yang dapat dijangkau sekitar 7,9 juta sambungan rumah tangga (SR). 

Pembangunan jargas nasional merupakan langkah pemerintah untuk menurunkan penggunaan minyak bumi dan meningkatkan penggunaan gas bumi. Dengan menekan konsumsi minyak bumi, pemerintah dapat mengurangi pasokan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

"Melalui pembangunan infrastruktur gas kota, pemerintah dapat mengurangi beban subsidi BBM khususnya subsidi minyak tanah dan LPG, yang merupakan bagian subsidi terbesar," kata Menteri ESDM Sudirman Said dalam acara Peresmian dan Groundbreaking Pembangunan Jaringan Gas Kota Surabaya di Surabaya, Senin (1/5).

"Pemanfaatan gas bumi untuk rumah tangga merupakan pemanfaatan energi alternatif yang sangat potensial karena penggunaannya lebih efektif dan efisien. Sesuai dengan target bauran energi nasional pada tahun 2025, kita akan menurunkan penggunaan minyak bumi dan meningkatkan penggunaan gas bumi. Salah satu caranya adalah melalui penggunaan Jaringan Gas Bumi untuk rumah tangga," lanjut Sudirman. 

Sebagai info, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016, pemerintah mengalokasikan Rp 102,1 triliun untuk subsidi energi. Alokasi untuk subsidi energi mencapai 56% dari total APBN 2016 sebesar Rp 182,6 triliun.

Perincian subsidi energi ialah subsidi BBM sebesar Rp 63,7 triliun dan subsidi listrik Rp 38,4 triliun.

Sejauh ini pemerintah telah membangun 204.766 SR di beberapa kota di Indonesia, yang terdiri. Perinciannya, sebanyak 97.076 SR dibangun dengan menggunakan dana APBN. Sementara 107.690 SR dibangun oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

Di samping itu, tahun ini PT Pertamina (Persero) berencana membangun 5.000 SR di dua lokasi.

Menurut roadmap jargas 2015-2019, pemerintah menargetkan pembangunan infrastruktur gas untuk 1,3 juta pelanggan dengan investasi sebesar Rp 18,2 triliun. Dalam 10 tahun mendatang atau hingga 2025 diperkirakan bisa dibangun sampai dengan 5 juta sambungan rumah tangga dengan total investasi sebesar Rp 70 triliun.

Pemerintah menghitung, dengan 1,3 juta sambungan pada 2019, penghematannya bisa mencapai Rp 936 miliar. Ada dua sumber penghematan. Pertama, penghematan per rumah tangga per tahun yang berpindah dari LPG 3 kg ke jargas sebesar Rp 180.000. Asumsinya, tiap rumah tangga menggunakan pakai tiga? tabung LPG per bulan.

Kedua, penghematan dari subsidi per rumah tangga Rp 540.000 per RT per tahun. Dengan asumsi subsidi per kilo Rp 5000 per kg. Dari sini, total penghematan Nasional per RT per tahun mencapai Rp 720.000.

Targetnya, sampai 2019 pemerintah bisa membangun 1,3 juta SR. Yang sudah terbangun sebanyak 204.766 SR. Dengan dana APBN, Kementerian ESDM akan membangun 900.000 SR. Sementara PGN ditugaskan membangun 106.627 SR dan Pertamina membangun 88.607 SR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×