kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banjir Besar Picu Kematian Unggas


Kamis, 06 Februari 2014 / 07:10 WIB
Banjir Besar Picu Kematian Unggas
ILUSTRASI. Sejumlah perbankan masih gencar lakukan promo KPR


Reporter: Maria Elga Ratri, Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di jalur pantai utara Jawa tak hanya merusak tanaman petani, tetapi juga membuat unggas mati. Di daerah pantai utara Jawa Tengah dan Jawa Barat misalnya, ratusan ribu unggas mati akibat banjir.

Ketua Umum Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) Ade M.Zulkarnaen menuturkan banjir di sejumlah wilayah seperti Pati, Pemalang, Tegal, Cirebon dan Indramayu membuat 325.000 ekor unggas mati dalam dua pekan terakhir. "Hampir 80% dari unggas mati adalah itik," kata Ade kepada KONTAN Rabu (5/2).

Kematian itik ini berdampak pada produksi telur itik. Ade bilang, lantaran banyak itik mati, produksi itik di sentra produksi telur itik di Jawa Tengah dan Cirebon berkurang sekitar 182.000 butir per hari. Dalam kondisi normal, produksi itik di sentra produksi telur Jawa Tengah dan Cirebon mencapai 4 juta butir per hari. "Dari jumlah itu, sekitar 60% dipasok ke Jakarta dan sekitarnya," jelasnya.

Meski produksi susut, namun harga telur itik di tingkat peternak tak ikut terkerek. Saat ini harga telur itik di tingkat peternak Rp 1.300 per butir. Harga jual ini hanya sedikit lebih tinggi dari biaya produksi peternak yang sebesar Rp 1.050 per ekor per hari.

Ade beralasan, kendati produksi melorot lantaran banjir, namun daya beli konsumen juga ikut melorot. Maklum saja, selama ini sebagian besar pasokan telur itik didistribusikan ke Jakarta dan sekitarnya. Tapi, musibah banjir yang juga melanda Jakarta  juga membuat permintaan telur itik di wilayah ini turun.

Kematian itik tentu membuat peternak merugi. Karenanya, Ade berharap pemerintah bisa membantu menekan kerugian peternak yang mayoritas peternak skala kecil. "Ada program bantuan budidaya unggas di pedesaan. Kami menghimbau dana itu bisa digunakan di provinsi yang kena musibah," ungkapnya.

Pudjiatmoko, Direktur Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) bilang, saat ini Kementan tengah mengajukan anggaran penanganan bencana yang berdampak pada hewan ternak. "Kami sudah rapat dengan Komisi IV DPR RI dan mengajukan anggaran bencana alam sekitar Rp 500 miliar. Sekarang dibahas di Kementerian Keuangan," katanya.

Anggaran ini untuk kompensasi seluruh jenis ternak termasuk pembangunan kandang. Dari dana itu, kata Pudjiatmoko, anggaran untuk unggas sekitar Rp 2 miliar. Nah, untuk penanganan unggas mati kali ini, akan dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kini, Divisi Kesehatan Hewan baru menyediakan sarana pendukung kesehatan hewan, seperti vaksin dan disinfektan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×