kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak karyawan, YPAS kejar kinerja


Jumat, 02 Juni 2017 / 13:29 WIB
Banyak karyawan, YPAS kejar kinerja


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) menargetkan produksi 15.000 ton kantong semen dan kantong plastik tahun ini. Target volume produksi tersebut 38,63% lebih banyak dibandingkan realisasi produksi tahun lalu, yaitu 10.820 ton.

Yanaprima menghitung, target tersebut realistis sejalan dengan jumlah karyawan yang pulih. Perlu diketahui, tahun 2015 mereka melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 504 karyawan atau hampir 60%-65% dari total karyawan.

Tahun 2016, jumlah karyawan Yanaprima membesar lagi hingga 842 orang. "Dengan jumlah karyawan yang kembali kami harapkan utilisasi produksi bisa meningkat," kata Irwan Susanto, General Manager PT Yanaprima Hastapersada Tbk, saat paparan publik, Rabu (31/5).

Menurut catatan KONTAN tahun 2014 atau sebelum PHK massal terjadi, Yanaprima mengeluhkan tiga ganjalan bisnis. Salah satunya adalah upah minimum regional (UMR) di Jawa Timur. Maklum, pusat produksi mereka di Sidoarjo dan Surabaya.

Nah, jumlah karyawan yang kembali banyak tadi, kembali memunculkan tantangan bisnis bagi Yanaprima. Perusahaan berkode saham YPAS di Bursa Efek Indonesia itu harus mengacu pada UMR Jawa Timur sebesar Rp 3,3 juta. Sementara kompetitornya yang berproduksi di Jawa Tengah, hanya mengacu pada UMR sebesar Rp 1,6 juta.

Meskipun begitu, Yanaprima siap menghadapi tantangan bisnis. "Kami harus turunkan harga jual supaya bisa tetap bersaing," kata Irwan.

Tahun ini Yanaprima mengincar penjualan sekitar Rp 300 miliar atau 7,79% lebih tinggi ketimbang penjualan tahun lalu Rp 278,33 miliar. Kalau target penjualan terpenuhi, Rinawati, Direktur Keuangan PT Yanaprima Hastapersada Tbk, yakin, bottom line tahun ini bisa membaik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×