Reporter: Pratama Guitarra, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek industri batubara nasional nampaknya semakin cerah. Menunggangi tren bullish harga batubara, pemerintah memutuskan untuk menaikkan target produksi batubara tahun ini.
Merevisi Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 23 K/30/MEM/2018 tentang Penetapan Persentase Minimal Penjualan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri, dalam aturan barunya, Menteri ESDM menetapkan tambahan produksi batubara maksimal sampai 100 juta ton.
Dengan begitu, total target produksi batubara yang semula hanya 485 juta ton menjado 585 juta ton di tahun ini. Lewat beleid baru No.1924 K/30/MEM/2018, pemerintah pemerintah ingin memaksimalkan tren kenaikan harga batubara untuk menggenjot produksi nasional.
Apalagi, bulan Agustus tahun ini, harga batubara acuan (HBA) sudah US$ 107,83 per ton. Jumlah ini naik 3,04% dibandingkan HBA bulan sebelumnya US$ 104,65 per ton.
Sejumlah produsen batubara juga langsung menyamber kebijakan ini. Begitu belied ini keluar, ada 40 perusahaan yang mengajukan tambahan produksi. Tapi, pemerintah hanya mengizinkan 30 perusahaan yang berhak mengerek produksi.
Ini lantaran mereka sudah memenuhi kewajiban memasok batubara di dalam negeri atau domestic market obligation (DMO). "Dari 30 perusahaan itu, total penambahan produksi batubara 25 juta ton," ujar Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Agung Pribadi. Ini artinya, masih ada ruang tambahan untuk mengungkit produksi.
Salah satu produsen batubara yang bersiap mengerek produksi adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA). PTBA tengah kini menyiapkan diri mengungkit produksi. "Kami sedang menghitung (kenaikan produksinya). Tentu kami akan lihat kesiapan dan kemampuan produksi," ungkap Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin, kepada KONTAN.
CEO PT Arutmin Indonesia, Ido Hutabarat juga mengaku tengah mengkalkulasi target itu. Kami masih sesuai RKAB, yakni 28,8 juta ton. Untuk menambah produksi, kami melihat dulu, termasuk soal kemampuan produksi, peralatan serta area mana yang bisa bertambah, ungkap dia.
Adapun, Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava menyatakan, hingga kini belum ada perubahan rencana target 2018 sebesar 90 juta ton.
Head of Corporate Communication PT Adaro Energy (ADRO), Febriati Nadira juga bilang, Adaro belum berencana mengubah target produksi tahun ini, berkisar 54 juta ton hingga 56 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News