Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Terhitung 18 Mei lalu, PT Metro Batavia (Batavia Air) merampungkan program phase out atau menyetop operasi seluruh pesawat Boeing 737-200 miliknya.
Public Relations Manager Batavia Air Eddy Haryanto menjelaskan, alasan maskapainya mengistirahatkan 16 pesawat jenis itu karena usianya sudah uzur. Phase out dilakukan Batavia secara bertahap sejak beberapa tahun terakhir.
"18 Mei lalu kami phase out tahap akhir dua pesawat itu. Karena usianya sudah mencapai 30 tahunan sehingga sudah layak dibebastugaskan," kata Eddy, Kamis (24/6).
Disamping faktor usia, pesawat jenis ini juga dikenal boros mengkonsumsi bahan bakar. Sehingga sudah tidak efisien lagi untuk dioperasikan.
Meskipun Boeing 737-200 memegang peranan penting dalam sejarah berdirinya Batavia Air. Karena menjadi jenis pesawat pertama yang dioperasikan maskapai tersebut. Namun, manajemen memiliki rencana lain yang lebih besar dengan mengistirahatkannya.
"Hal ini dilakukan sebagai upaya kami memenuhi persyaratan Uni Eropa agar bisa terbang ke wilayah udara Eropa meskipun tidak dalam waktu dekat," imbuhnya.
Saat ini seluruh pesawat 737-200 disimpan rapih di hangar Batavia. Menurut Eddy, karena status pesawat tersebut merupakan milik maka saat ini Batavia membuka penawaran bagi maskapai mana pun yang ingin membelinya.
"Penawaran diharapkan datang dari maskapai-maskapai asal Afrika karena disana masih banyak digunakan. Atau kami akan menjualnya secara terpisah," ungkap Eddy.
Saat ini Batavia mengoperasikan 36 pesawat. Terdiri dari dua Airbus A330-200, tujuh Airbus A320, dua Airbus A319, 15 Boeing 737-300 dan sepuluh Boeing 737-400.
Seluruh pesawat tersebut digunakan untuk melayani 170 penerbangan setiap hari. Untuk 39 kota tujuan di Indonesia dan empat destinasi internasional yaitu Guangzhou (China), Kuching (Malaysia), Singapura serta Jeddah.
Dalam waktu dekat, Batavia akan menambah satu Airbus A330-200 dan tiga Airbus A320.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News