kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Baterai Jenis Lithium Ion Phosphate Diminati, Masa Depan Industri Nikel Terancam?


Sabtu, 27 Januari 2024 / 15:09 WIB
Baterai Jenis Lithium Ion Phosphate Diminati, Masa Depan Industri Nikel Terancam?
ILUSTRASI. Pengisian daya mobil listrik Toyota bZ4X pada fasilitas Privilege Charging and Parking Spot di ASHTA Mal SCBD, Jakarta Selatan. Baterai Jenis Lithium-ion Phosphate Diminati, Masa Depan Industri Nikel Terancam?


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Penggunaan baterai jenis lithium-ion phosphate atau LiFePO4 (LFP) pada kendaraan listrik semakin menarik perhatian. Pada 6 November 2023, The Korea Herald melaporkan rencana Hyundai Motor Group untuk mengembangkan baterai alternatif berbasis LiFePO4 untuk kendaraan listriknya.

Berdasarkan informasi dari media lokal, baterai LFP ini akan dipasang pada kendaraan listrik Hyundai di segmen entry-level dan harga menengah pada tahun 2025. Meski begitu, manajemen Hyundai Motor Group masih enggan memberikan pernyataan resmi mengenai hal ini.

"Saat ini, kami tengah menjajaki kerja sama dengan produsen baterai kecil dan perusahaan besar di Korea seperti LG Energy Solution, Samsung SDI, dan SK On," ungkap sumber anonim dari The Korea Herald pada 6 November 2023.

Baca Juga: Harga Motor Listrik Polytron S Rp 9 Juta, Cek Beda Baterai SLA, LifePo & Lithium Ion

Di Indonesia, Wuling Air EV, produksi Wuling, telah menggunakan baterai LiFePO4. Wuling secara resmi menyatakan bahwa baterai ini telah melewati 16 uji ketahanan yang mencakup tes jatuh, kebakaran, uji rotasi berulang, rendaman air, benturan, hingga uji getaran, untuk memastikan keamanan penggunaan baterai mobil listrik sehari-hari.

Pengamat Otomotif, Bebin Djuana, mengungkapkan bahwa minat pabrikan otomotif terhadap baterai LFP dipicu oleh faktor biaya produksi dan kapasitas yang unggul.

"Ada laporan yang menyebutkan bahwa harganya dapat ditekan hingga 40%, hal ini tentu krusial dalam persaingan. Selain itu, kapasitas yang lebih tinggi, ringan, tidak mudah panas saat fast charging, dan stabil pada suhu di bawah nol Celsius menjadi keunggulan tambahan," kata Bebin kepada KONTAN belum lama ini.

Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D Sugiarto, menyatakan bahwa setiap merek memiliki pertimbangan sendiri dalam memilih teknologi baterai untuk kendaraan listrik mereka.

Baca Juga: Baterai Lithium Ion Phosphate Mulai Diminati, Masa Depan Industri Nikel Bagaimana?

"Setiap merek memiliki pertimbangan sendiri, dan Gaikindo tidak dapat memberikan komentar mengenai tren penggunaan baterai LFP ini," ujar Jongkie kepada Kontan.co.id pada 19 Januari 2024.




TERBARU

[X]
×