kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Begini cara PLN wujudkan program Papua Terang


Selasa, 08 Oktober 2019 / 08:08 WIB
Begini cara PLN wujudkan program Papua Terang
ILUSTRASI. EVP Pengembangan Regional Maluku-Papua PT PLN, Eman Prijono Wasito Adi.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

Sedangkan jika jika daya listriknya sudah habis, pemilik bisa men-charge-nya di PLTS, mikrohidro, pikkohidro, PLTA ataupun pembangkit listrik biomassa. “TALIS lebih hemat dan mudah digunakan,” kata Eman.

Dengan menggunakan TALIS, masyarakat bisa berhemat dalam pemasangan jaringan listrik karena biaya pembelian dan pemasangan listrik dengan menggunakan TALIS hanya sekitar Rp.3,5 juta. Sedangkan jika menggunakan jalur konvensional, tarifnya biasa lebih dari Rp 4 juta.

Baca Juga: Samindo Resources (MYOH) menarik diri dari tender proyek PLTS di Bali

Paham Kondisi Papua
Salah seorang voluntir PLN dalam survei yang dilakukan ke desa-desa di Papua dalam Program EPT tahun 2018, Iqra Hardianto Nur Ichsan, mengaku beruntung diikutsertakan dalam tim survei PLN karena bisa mengetahui kondisi di Papua yang sebenarnya.

“Selama ini saya  hanya memperkirakan saja, tetapi setelah melihat kondisi yang sebenarnya, saya jadi paham akan yang terjadi di Papua,” ujar Iqra, alumni  prodi rekayasa kehutanan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Setelah melihat kondisi yang sebenarnya, Iqra memahami mengapa listrik di Papua belum bisa menyala secara maksimal di seluruh wilayah tersebut. “Banyak kendala dan tantangan yang dihadapi dalam upaya memberikan fasilitas listrik bagi masyarakat di sana,” papar Iqra.

Dia mencontohkan kondisi wilayah Papua yang masih banyak sulit dijangkau dengan transportasi darat. “Kebanyakan harus menggunakan jalur udara untuk menjangkau desa-desa di sana,” ucapnya.

Walaupun medannya berat, namun dia memberikan apresiasi terhadap PLN yang tetap berusaha memenuhi tanggungjawabnya dalam menerangi seluruh wilayah Indonesia. Iqra sendiri bersama anggota tim yang berasal dari internal PLN dan voluntir lainnya, telah melakukan survei di sejumlah desa dan memberikan rekomendasi mengenai potensi sumber utama pembangkit listriknya.

Baca Juga: Pulau Messa di Manggarai Barat kini berlistrik, begini penampakan PLTS milik PLN

“Melalui survei, kami merekomendasikan sumber energi yang layak bagi sebuah desa, apakah menggunakan mikrohidro, pikkohidro, biomassa atau tenaga angin,” jelasnya.

Selain program listrik, Iqra melihat hal lain yang sangat dibutuhkan dalam membangun wilayah Papua adalah jaringan transportasi. “Jika jaringan transportasi bisa terbangun, maka program lainnya bisa dilaksanakan dengan mudah,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×