Reporter: Vina Elvira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tekstil, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) mengaku, turut diuntungkan dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Ini karena pendapatan PBRX sebagai eksportir menggunakan mata uang dollar AS.
Corporate Secretarty Pan Brothers Iswar Deni menjelaskan, pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi belakangan ini membuat sejumlah biaya yang masih menggunakan mata uang rupiah nilainya menjadi lebih rendah ketika di-konversi ke dollar AS.
"Sebagai perusahaan dengan income dollar AS tentu PBRX diuntungkan. Sehingga secara persentase biaya rupiah akan menjadi lebih rendah secara dolar AS. Jadi buat perusahaan yang income-nya dollar AS itu diuntungkan oleh pelemahan rupiah," ungkap Iswar Deni, kepada Kontan.co.id, Minggu (16/10).
Baca Juga: Pan Brothers (PBRX) Rights Issue US$ 50 Juta, Trisetijo Manunggal Jadi Pembeli Siaga
Ketika ditanya soal berapa batas ideal nilai tukar rupiah ketika terjadi fluktuasi, Iswar bilang kondisinya masih aman sampai dengan level Rp 16.000.
Yang mana, kondisi nilai tukar rupiah di pasar spot pada Jumat (14/10) lalu ditutup pada level Rp 15.427 per dolar.
"Walaupun memang mungkin kalau misalnya ekstrim dan sangat tinggi gak bagus juga. Tapi kalau amsih dalam angka yang sekarang sampai Rp 16.000 itu masih gak ada masalah," jelasnya.
Dari sisi performa perusahaan, dia memproyeksikan kinerja PBRX tidak akan jauh berbeda dari tahun lalu, kalaupun terjadi pertumbuhan, tidak akan terlalu tinggi. Ini lantaran PBRX masih dalam kondisi paska restrukturisasi utang, sehingga perseroan belum memiliki keleluasaan untuk melakukan ekspansi.
Mengutip catatan KONTAN, PBRX memang sedang merencanakan rights issue dengan buku audit 30 Juni 2022. Setelah rights issue, dengan struktur permodalan yang lebih baik, PBRX tentu akan makin leluasa mendapatkan pendanaan.
Baca Juga: Menyelisik Jejak Raja Sawit Martua Sitorus & Keluarganya di Saham Pan Brothers (PBRX)
Untuk saat ini dan tahun 2023 mendatang, investasi perseroan masih akan difokuskan pada upaya otomatisasi mesin serta digitalisasi. "Sehingga investasi fisik seperti bangunan pabrik tidak kami lakukan, jadi kita hanya menambah teknologi dan mesin baru," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News