Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengoperasian atau Commercial Operation Date (COD) sejumlah Pembangkit Listrik Bertenaga Uap (PLTU) berkapasitas jumbo sempat mengalami penundaan lantaran adanya kondisi oversupply listrik di sistem Jawa-Bali. Saat ini sebagian PLTU Jumbo tersebut sudah ada yang mulai beroperasi.
Plt Dirjen Ketenagalistrikan dan Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menjelaskan PLTU Jawa-4/Tanjung Jati B dan PLTU Jawa Tengah/Batang sudah beroperasi di tahun 2022.
Perinciannya, PLTU Jawa-4 / Tanjung Jati B (2 x 1.070 MW) telah beroperasi dan mendapatkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) pada untuk unit 1 pada 16 Maret 2022 dan dan unit 2 pada 29 Juni 2022.
PLTU Jawa Tengah / Batang (2 x 1.000 MW) telah beroperasi dan mendapatkan SLO untuk unit 1 pada 11 Agustus 2022 dan unit 2 pada 25 Agustus 2022.
“Sedangkan untuk PLTU Jawa-1 (1.000 MW), sesuai dengan RUPTL PT PLN 2021-2030 target COD PLTU Jawa-1 adalah 2022, namun diproyeksikan akan mundur menjadi tahun 2023,” jelasnya kepada Kontan.co.id Sabtu (15/10).
Baca Juga: Dua PLTU Segera Beroperasi, Ini Strategis Kementerian ESDM Hadapi Oversupply Listrik
Lantas, PLTU Jawa-9 dan PLTU Jawa-10 (2 x 1000 MW) sesuai dengan RUPTL PT PLN 2021-2030 target COD PLTU Jawa-9 pada 2025 dan Jawa-10 pada 2026.
Selain itu target COD PLTU Jawa-9 dan PLTU Jawa-10 memang setelah tahun 2024 yaitu pada tahun 2025 dan 2026. Adapun PLTU Jawa-1 diproyeksikan akan mundur COD-nya pada tahun 2023.
Dadan menjelaskan lebih lanjut, kondisi Sistem Jawa-Bali pada 2022 diproyeksikan mempunyai reserve margin sebesar 12 GW (41%). Adapun reserve margin untuk Sistem Jawa-Bali yang harus disiapkan oleh PT PLN untuk keandalan sistem adalah sebesar 30% atau setara dengan 8,8 GW. Dengan demikian terdapat overcapacity sebesar 3,2 GW atau 11%.
Jika PLTU Jawa-1 beroperasi pada tahun 2023 maka diproyeksikan pada tahun 2023 Sistem Jawa-Bali akan mempunyai reserve margin sebesar 14,3 GW (47%). Dengan demikian terdapat overcapacity sebesar 5,2 GW atau 17%.
Sedangkan, jika PLTU Jawa-1 dimundurkan hingga tahun 2024 maka diproyeksikan pada tahun 2023 Sistem Jawa-Bali akan mempunyai reserve margin sebesar 13,4 GW (44%). Dengan demikian terdapat overcapacity sebesar 4,2 GW atau 14%.
“Proyeksi pembangkit COD di Tahun 2022 terlampir berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi Agustus 2022, selain pembangkit terlampir, berarti COD bergeser ke tahun setelah tahun 2022,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News