Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) berpendapat soal munculnya penyakit Pneumonia atau infeksi pada kantung udara yang terdapat di paru-paru yang menjangkit anak-anak di negara China.
Melansir dari Kompas.com, sebelumnya, dilaporkan bahwa kasus pneumonia di China mengalami lonjakan. Komisi Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan kenaikan kasus pneumonia pada Senin, (13/11/2023).
Wabah pneumonia yang menyerang banyak anak di China, bukan disebabkan oleh virus atau bakteri baru seperti COVID-19. Penyebab pneumonia di China yaitu karena patogen yang sudah ada, seperti bakteri Mycoplasma pneumonia, influenza, respiratory syncytial virus, dan adenovirus.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Optimistis Bukukan Kinerja Lebih Baik di 2024
Corporate External Communication PT Kalbe Farma Hari Nugroho mengatakan saat ini perseroan masih memonitor perkembangan penyakit tersebut dan akan turut mendukung langkah pemerintah Indonesia untuk memenuhi ketersediaan obat di dalam negeri.
“Perseroan memonitor perkembangan penyakit tersebut dan tentunya akan terus mendukung pemerintah dalam ketersediaan obat dan menjaga ketahanan farmasi di Indonesia untuk penanggulangan berbagai penyakit,” ungkap Hari kepada Kontan, Jumat (01/12).
Disisi lain, Kalbe Farma optimis bahwa kebutuhan obat di dalam negeri masih tetap akan meningkat di tahun 2024 mendatang.
“Perseroan melihat bahwa kebutuhan obat tetap akan meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat dan semakin baiknya pelayanan di berbagai fasilitas kesehatan baik milik swasta atau pemerintah,” tambah Hari.
Untuk strategi tahun depan, Kalbe Farma ungkapnya akan berfokus pada inovasi-inovasi yang dikombinasikan dengan harga produk yang lebih terjangkau untuk masyarakat Indonesia.
“Perseroan tetap berfokus pada inovasi yang dilakukan, misalnya obat-obatan biologi, alat kesehatan, preventif, dan produk dengan harga yang lebih terjangkau. Sambil terus memperkuat kompetensi dan pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk mendukung kemandirian sektor kesehatan,” tutupnya.
Sebagai tambahan informasi, dari sisi kinerja keuangan Kalbe Farma per 30 September 2023 membukukan penjualan bersih mencapai Rp 22,56 triliun, naik 6,5% dari edisi sama tahun lalu yang berada pada nilai Rp 21,18 triliun.
Sedangkan laba bersih perusahaan mengalami penurunan 16,9% menjadi Rp 2,065 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp 2,48 triliun akibat kondisi pasar yang menantang dalam periode transisi pasca pandemi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News