Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih terus berupaya mengganti sejumlah pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang berusia tua dengan berbagai cara, mulai dari konversi menggunakan energi baru terbarukan (EBT) hingga gasifikasi.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, pemerintah memiliki program konversi PLTD menjadi pembangkit berbasis EBT maupun hibrida dengan EBT. Total PLTD yang bakal dikonversi mencapai kisaran 5.000 pembangkit di 2.000 lokasi.
“Mayoritas pembangkit tersebut berada di lokasi yang terpencil,” ujar dia dalam konferensi pers virtual, Rabu (13/1).
Untuk tahap awal atau pilot project, konversi PLTD menjadi pembangkit EBT dilakukan di 200 lokasi. Pemerintah pun menargetkan di tahun 2023 nanti program konversi PLTD menjadi pembangkit EBT bisa tuntas.
Demi mempercepat konversi PLTD ke pembangkit EBT, Kementerian ESDM juga membuka kesempatan bagi pengembang listrik swasta atau independent power producers (IPP) untuk ikut menjalankan program tersebut.
Baca Juga: Pemerintah beri sinyal adanya penurunan pembangunan pembangkit
Di samping itu, pemerintah juga memiliki program gasifikasi pembangkit listrik ke gas. Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 13/2020, setidaknya terdapat 52 PLTD yang akan dikonversi menjadi pembangkit bertenaga gas.
“Tantangannya adalah soal membangun infrastruktur gas berupa pipa ke pembangkit atau regasifikasi jika memakai LNG,” ungkap Rida.
Setali tiga uang, meski PT Pertamina (Persero) ditugaskan untuk memasok dan membangun infrastruktur gas ke pembangkit yang dikonversi, perusahaan ini dimungkinkan untuk bekerja sama dengan pihak mitra.
Dengan demikian, perusahaan swasta juga bisa diajak untuk berkontribusi dalam program gasifikasi pembangkit tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News