kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Belanja iklan e-commerce ditentukan oleh perencanaan bisnis dan situasi perekonomian


Rabu, 15 Desember 2021 / 13:57 WIB
Belanja iklan e-commerce ditentukan oleh perencanaan bisnis dan situasi perekonomian
ILUSTRASI. Belanja daring.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) menilai, belanja iklan di sektor e-commerce sangat dipengaruhi oleh perencanaan bisnis perusahaan dan perkembangan ekonomi nasional.

Sebelumnya, laporan Nielsen menunjukkan bahwa nilai belanja iklan di tahun 2020 mencapai Rp 229 triliun di semua tipe media seperti TV, media cetak, radio, dan platform digital. Angka belanja iklan tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi di tahun 2019 sebesar Rp 182 triliun. Nielsen juga memperkirakan tren kenaikan nilai belanja iklan berlanjut pada tahun 2021.

Nielsen juga menyebut, terdapat 5 kategori pengiklan yang memiliki nilai belanja iklan terbesar di tahun lalu. Di antaranya adalah e-commerce, pemerintah dan partai politik, produk perawatan wajah, dan produk perawatan rambut.

Ketua Umum idEA Bima Laga menyampaikan, belanja iklan perusahaan anggota idEA ditentukan oleh perencanaan bisnis masing-masing perusahaan. Hal ini tentunya dengan mempertimbangkan situasi pasar dan perekonomian nasional sepanjang tahun 2021.

Baca Juga: Penjualan Shopee Meningkat 13 kali lipat pada Saat Harblonas 12.12

Terkait perubahan angka belanja iklan dari tahun ke tahun, Bima mengaku bahwa hal seperti itu menjadi rahasia tiap perusahaan e-commerce. Namun, bila melihat tren yang terjadi, tampak bahwa makin banyak iklan e-commerce yang mudah ditemui di berbagai kanal media, baik media konvensional, media elektronik termasuk internet, maupun media sosial.

“Hal ini tentu terkait dengan semakin maraknya kegiatan bertransaksi oleh masyarakat di e-commerce,” tutur dia, Selasa (14/12).

Untuk tahun 2022, idEA memperkirakan, belanja iklan di sektor e-commerce juga masih akan mengikuti perkembangan perekonomian nasional. idEA pun berharap situasi perekonomian Tanah Air akan terus membaik sehingga para perusahaan e-commerce tak ragu berinvestasi untuk iklan.

Bima menambahkan, peran komunikasi melalui iklan sangat penting bagi perusahaan e-commerce, karena iklan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan trafik pembeli ke platform-platform marketplace. Di samping itu, iklan juga ditujukan untuk mendongkrak share of voice perusahaan e-comerce. Share of voice sendiri merupakan pengukuran eksposur suatu merek di media sosial yang dapat dibandingkan dengan merek pesaing.

Baca Juga: Lazada luncurkan program Otomotif Anak Negeri

“Peningkatan share of voice ini selain dapat berdampak ke peningkatan trafik pembeli, juga bisa membuat platform marketplace milik e-commerce lebih menarik bagi para calon penjual, termasuk UMKM,” ungkap Bima.

Tak hanya itu, peningkatan share of voice melalui iklan juga dapat meningkatkan citra perusahaan e-commerce untuk menarik sumber daya manusia yang berkualitas untuk memperkuat perusahaan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×