kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.929   1,00   0,01%
  • IDX 7.180   38,89   0,54%
  • KOMPAS100 1.103   7,53   0,69%
  • LQ45 872   6,12   0,71%
  • ISSI 221   1,16   0,53%
  • IDX30 445   2,31   0,52%
  • IDXHIDIV20 536   1,54   0,29%
  • IDX80 127   0,74   0,59%
  • IDXV30 134   0,46   0,35%
  • IDXQ30 148   0,48   0,33%

Belanja modal Pertamina Rp 64 triliun diragukan


Senin, 04 Maret 2013 / 22:10 WIB
Belanja modal Pertamina Rp 64 triliun diragukan
ILUSTRASI. Arus masuk dana asing di pasar SBN stagnan karena yield? sudah sulit turun


Reporter: Diemas Kresna Duta, Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

JAKARTA. Pengamat Ekonomi Energi dari Indonesia Center for Green Economy mengkritik rencana PT Pertamina (Persero) untuk mengakusisi empat lapangan minyak dan gas bumi (migas) di luar negeri pada tahun 2013. Sebab, banyak risiko yang ditanggung jika proses ini berjalan terutama kepada profit Pertamina.

Selain mencermati resiko akuisisi, Pengamat Ekonomi Energi dari Indonesia Center for Green Economy Darmawan Prasodjo mengatakan, Pertamina diharapkan segera mengelola blok-blok migasnya diluar negeri yang telah diakuisisi beberapa tahun silam. Sebab sejauh ini Pertamina memiliki beberapa lapangan migas yang urung dimaksimalkan seperti blok migas 13 WD di Irak dan blok 305A di Aljazair.

Dengan belum digarapnya lapangan tersebut, Darmawan bilang, itu artinya Pertamina belum mampu memberikan kontribusi lebih pada Negara dari upaya ekspansinya. Ditambah lagi, fakta ini mengisyaratkan sinyalemen bahwa Pertamina tidak punya dana untuk mengelola blok tersebut. "Saya tidak yakin Capex yang Pertamina itu ada di angka Rp 64 triliun. Kalau memang benar ada, sudah tentu blok-blok migasnya yang diluar negeri bakal digarap," katanya, Senin (4/3).

Oleh karena itu ungkap Darmawan, kendati memfokuskan diri pada rencana ekspansi, Pertamina juga harus mengalokasikan dana untuk menggarap blok migas yang dimiliki di luar negeri. Ini dimaksudkan agar Negara dapat memperoleh keuntungan lebih dari proses produksinya. Dengan catatan, Perusahaan migas pelat merah itu tidak mengesampingkan cadangan dan target produksi dari lapangan migasnya di luar negeri.

Menanggapi hal tersebut, Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan, Sebaiknya Darmawan membaca laporan keuangan Pertamina, jangan hanya asal bicara. "Makanya mengerti dulu soal Pertamina, baru ngomong, masa hasil audit dia gak percaya, kami ya punya uang untuk capex Rp 64 triliun tahun ini," ungkap dia.

Ali juga mengingatkan agar Darmawan jangan membandingkan Pertamina dengan Petronas, sebab dari sisi hak sudah berbeda. Dia mengatakan, Petronas itu diberikan hak penuh untuk melakukan akuisisi di berbagai negara. Sementara Pertamina belum tentu bisa karena harus meminta restu dahulu dari beberapa Kementerian. "Jadi jangan lihat dari satu sisi, lihat juga sisi yang lebih luas, jangan berpikir picik," ujar dia.

Sebelumnya, pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar beberapa waktu lalu, Pertamina berencana untuk mengakuisisi 4 blok migas di luar negeri pada tahun ini. Sayangnya, Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan urung menyebut blok-blok yang tengah dibidiknya. Hingga kini Pertamina sudah mengelola sedikitnya delapan blok yang  tersebar di tujuh negara. Dimana mekanisme lebih pada kepemilikan saham seperi di Blok VIC, Australia, Blok 3 di Qatar, Blok 13 di Sudan, Blok 13WD di Irak, serta Blok 17-3 dan Blok 123-3 di Libya. Namun dari data itu, baru Blok SK-305 dan Blok VIC digarap dan keluar minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×