kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belum banyak luncurkan proyek, marketing sales Intiland baru capai Rp 1,6 triliun


Rabu, 31 Oktober 2018 / 22:07 WIB
Belum banyak luncurkan proyek, marketing sales Intiland baru capai Rp 1,6 triliun
ILUSTRASI. Proses Pembangunan Superblok Praxis Intiland, Surabaya


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intiland Development Tbk (DILD) mencatatkan penjualan pemasaran atau marketing sales sebesar Rp 1,6 triliun sepanjang Januari-September 2018. Pencapaian tersebut masih jauh dari target yang dicanangkan perusahaan tahun ini.

Tahun ini, Intiland membidik marketing sales Rp 3,3 triliun. Artinya, pencapaian selama sembilan bulan pertama tahun ini baru 48,4%. Tidakhanya jauh dari target, perolehan itu juga turun 40% dari periode yang sama tahun 2017 yakni berhasil mencapai Rp 2,7 triliun.

Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland mengungkapkan, penurunan kinerja penjualan tersebut salah satunya lebih disebabkan oleh melemahnya minat beli konsumen yang masih cenderung bersikap wait and see.

"Faktor lainnya, karena belum adanya peluncuran proyek baru selama sembilan bulan tahun ini." katanya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (31/10).

Segmen pengembangan mixed-use dan high rise tercatat masih memberikan kontribusi marketing sales terbesar senilai Rp 1,1 triliun, atau 71% dari keseluruhan. Segmen pengembangan kawasan perumahan menjadi kontributor marketing salesterbesar kedua yang mencapai Rp405 miliar atau 26% dari keseluruhan. Penjualan terbesar di segmen ini berasal dari proyek Graha Natura di Surabaya dan Serenia Hills Jakarta.

Segmen pengembangan kawasan industri membukukan nilai marketing sales Rp 45 miliar atau 3% dari keseluruhan. Kontribusi tersebut berasal dari penjualan lahan industri di Ngoro Industrial Park Mojokerto, Jawa Timur.

Menurut Archied, ditinjau dari lokasi pengembangannya, kontribusi marketing sales terbesar berasal dari proyek-proyek di Jakarta dan sekitarnya yang mencapai RpRp1,2 triliun atau 80%. Sementara sisanya berasal dari penjualan proyek-proyek di Surabaya yang mencapai Rp319 miliar atau 20% dari keseluruhan.

"Perseroan terus mencermati setiap tren perkembangan dan perubahan pasar. Perubahan minat beli konsumen, tren investasi, dan perkembangan kebijakan pemerintah menjadi faktor-faktor yang akan mempengaruhi perkembangan pasar properti tahun depan." lanjut Archied.

Manajemen Intiland berharap kepercayaan pasar kepada sektor properti bisa segera pulih. Stabilitas kondisi makro ekonomi, tren penurunan suku bunga, dan relaksasi peraturan perpajakan serta penetapan peraturan kepemilikan properti bagi warga negara asing diharapkan mampu menjadi katalis bagi pasar untuk kembali berinvestasi di sektor properti.

Perseroan memproyeksikan kondisi pasar properti hingga akhir tahun ini belum banyak berubah dan belum sepenuhnya pulih. Kondisi tersebut akan menyebabkan kinerja penjualan masih akan tertekan seiring dengan belum pulihnya minat beli dan investasi properti para konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×