Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. SCG pada Senin (16/7) mengumumkan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) untuk menjadi pemegang saham strategis di CSAP. Analis menilai, kerjasama kedua entitas bisnis ini akan saling melengkapi.
SCG masuk ke CSAP melalui SCG Retail Holding Company Limited, yang merupakan anak perusahaan SCG (wholly owned) dalam bisnis cement-building materials, melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dengan jumlah Rp 324 miliar (pada harga Rp 800 per saham). Dana hasil dari PMTHMETD ini akan digunakan terutama untuk mempercepat pertumbuhan gerai ritel bahan bangunan Mitra10.
Roongrote Rangsiyopash, Presiden dan CEO SCG mengatakan bahwa SCG melihat potensi dan peluang pasar Indonesia dalam sektor perdagangan modern dan bisnis ritel yang menawarkan produk renovasi rumah untuk melayani permintaan pelanggan yang terus meningkat. "CSAP adalah perusahaan distribusi terbesar dan terdepan dalam bahan bangunan, SCG bangga dapat menjadi mitra dan membangun pertumbuhan di Indonesia secara berkelanjutan," kata Roongrote dalam keterangan pers, Senin (16/7).
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menjelaskan kepemilikan saham SCG di CSAP merupakan hasil kerjasama yang win-win solution. Mengingat kedua perusahaan punya banyak irisan dalam berbisnis. "Mereka bukan kompetitor. SCG butuh jaringan ritel Mitra10 untuk menjual produknya. Sedangkan CSAP butuh pendanaan untuk ekspansi gerainya," kata Alfred kepada Kontan.co.id, Senin (16/7).
Alfred menambahkan Indonesia merupakan pasar yang penting bagi SCG. Dengan penanaman saham di CSAP, maka SCG punya jaringan bisnis dari hulu ke hilir untuk produknya.
"Kalau mereka tidak punya jalur distribusi maka hilirnya akan sulit bersaing dengan kompetitor," tambahnya.
Sementara bagi CSAP, pertumbuhan pendapatannya akan beriringan dengan penambahan gerai yang dibangunnya. Dengan tambahan investasi dari SCG maka akan ada peluang pendaanan baru bagi CSAP untuk meningkatkan kinerjanya.
Christine Natasya, Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menjelaskan akusisi ini merupakan bentuk sinergi perusahaan. Hanya saja, dampak ke harga saham CSAP maupun dampak pendapatan belum dapat diprediksi. "Produk-produk dari SCG yang jelas bisa sinergi untuk dijual ke Mitra10," kata Christine kepada Kontan.co.id, Senin (16/7).
Christine menambahkan kondisi produk seperti semen masih tertekan. Hal ini mengingat kondisi properti Indonesia yang masih lesu. Sehingga produk turunan properti seperti semen maupun keramik belum bisa bertumbuh positif.
Sepanjang kuartal I-2018, Siam Cement Group (SCG) Indonesia meraih pendapatan penjualan senilai Rp 3,18 triliun. Sebelumnya, Roongrote Rangsiyopash, Presiden dan CEO SCG mengatakan pendapatan tersebut naik 17% secara tahunan. Pertumbuhan ini disumbang oleh produk petrokimia dan impor dari Thailand. Selain itu, pada kuartal I-2018 aset SCG di Indonesia juga dilaporkan senilai Rp 21,06 triliun atau US$ 236 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News