kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Berdikari diminta bawa perubahan ke peternak


Jumat, 08 September 2017 / 10:28 WIB
Berdikari diminta bawa perubahan ke peternak


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Para peternak unggas mendesak pemerintah serius menjadikan PT Berdikari sebagai holding peternakan perunggasan di Indonesia. Dengan masuknya BUMN peternakan ini ke bisnis unggas, diharapkan dominasi peternakan unggas swasta, yang selama ini menguasai bisnis terintegrasi dari hulu hingga hilir bisa dikurangi.

Apalagi saat ini para peternak unggas rakyat perlahan-lahan tersingkir oleh ekspansi bisnis perusahaan integrator swasta. Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko mengatakan, kehadiran Berdikari diharapkan bisa membawa angin segar bagi peternak rakyat. Sebab perusahaan pelat merah ini diharapkan dapat menyediakan sarana produksi peternakan (Sapronak) dengan harga terjangkau.

Pinsar juga berharap Berdikari dapat menyerap unggas rakyat ketika harga turun di bawah Harga Pokok Pembelian (HPP). "Kami meminta agar Berdikari dan pemerintah serius memproduksi Sapronak yang murah dengan kualitas baik," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (7/9).

Selain itu, Pinsar juga mendorong agar Berdikari bisa langsung masuk ke bisnis hilir perunggasan dengan mendirikan Rumah Potong Ayam (RPA). Dengan adanya RPA, maka harga ayam di tingkat peternak dapat stabil. Sebab saat ini harga unggas di Jabodetabek masih di bawah HPP yakni Rp 17.000 per kilogram (kg). Padahal biaya produksi unggas terus meningkat, karena harga pakan ternak yang tinggi sebesar Rp 7.000 per kg dan harga bibit ayam usia sehari (DOC) di perusahaan integrator swasta sudah di atas Rp 5.000 per kg. "Sejak ada pembatasan impor, harga jagung langsung naik Rp 4.200 per kg," tandasnya.

Atas harapan ini, Direktur Utama PT Berdikari Eko Taufik Wibowo menyambut baik dukungan para peternak unggas rakyat tersebut. Ia yakin masuknya Berdikari ke bisnis unggas dapat membantu pemerintah menstabilkan harga. "Kami siap dan memang itu tugas dan fungsi BUMN sebagai bagian dari agent development," tutur Eko.

Eko menambahkan, Berdikari telah siap merealisasikan kelengkapan feasibility study (FS) dan akan segera mengimpor bibit ayam alias grand parent stock (GPS) sebanyak 35.000 ekor. Dia bilang, pihaknya butuh waktu sekitar dua bulan untuk dapat mengimplementasikan rencana itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×