kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peternak minta Berdikari jadi holding perunggasan


Kamis, 07 September 2017 / 17:51 WIB
Peternak minta Berdikari jadi holding perunggasan


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Peternak unggas meminta pemerintah benar-benar serius dalam menjadikan PT Berdikari (Persero) sebagai holding peternakan perunggasan Indonesia. Peternak berharap dengan adanya holding peternakan tersebut dapat meningkatkan produksi unggas serta menjaga gejolak di antara peternak.

Mulai tahun ini, PT Berdikari memang akan mulai fokus dalam memasuki bisnis perunggasan setelah sebelumnya fokus dalam penyediaan sapi.

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, Singgih Januratmoko berharap, Berdikari nantinya dapat menyediakan Sarana produksi peternakan (Sapronak) dengan harga yang terjangkau, dan bisa menyerap ayam peternak apabila harga berada di bawah harga pokok pembelian (hpp).

"Harapan kami Berdikari serta pemerintah serius memproduksi sapronak yang murah dengan kualitas baik dan bermain di hilir dengan membuat Rumah Pemotongan Ayam sehingga bisa menstabilkan harga ayam di tingkat peternak," tutur Singgih kepada Kontan, Kamis (7/9).

Menurut Singgih, saat ini harga pembelian ayam di tingkat peternak di wilayah Jabodetak berada di bawah hpp atau hanya berkisar Rp 17.000. Padahal, biaya produksi terus mengalami peningkatan. Saat ini harga bibit ayam (DOC) sebesar Rp 5.000 per ekor, sementara harga pakan ternak berkisar Rp 7.000 per kilogram.

Menurut Singgih, kenaikan harga ini telah terjadi selama beberapa bulan semenjak harga jagung, sebagai kebutuhan pokok pakan ternak meningkat. "Biaya produksi menigkat sejak harga jagung meningkat, sekarang harga jagung sekitar Rp 4.200 per kg," tuturnya.

Singgih tidak menampik bila harga pembelian yang rendah disebabkan oleh perusahaan-perusahaan integrasi dan perusahaan budidaya yang menjual harga di bawah harga hpp. Karena itu, mereka juga meminta Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) untuk berkomunikasi dengan perusahaan integrasi supaya segera menaikkan harga dan menyesuaikan populasi DOC dengan mengurangi DOC berumur 18 hari sebanyak 10% mulai tanggal 12 September hingga 31 Oktober 2017.

Selain itu peternak juga meminta dirjen PKH dapat mengatur harga DOC sesuai dengan hpp yang sudah ditetapkan atau Rp 4.800 per ekor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×