Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian BUMN terus mendorong salah satu bank pelat merah, Bank BNI memperkuat peran sebagai bank global asal Indonesia.
Salah satu langkahnya, BNI mempersiapkan fasilitas kantor canggih untuk memperkuat kinerja Indonesia Incorporated (Indonesia Inc) di Hong Kong.
Kantor itu diresmikan pada Jumat (30/6) lalu.
Kantor Indonesia Inc menjadi satu bagian dengan kantor BNI cabang Hong Kong. Berlokasi di pusat keuangan dan komersial di Admiralty, Hong Kong Island di Far East Finance Center, 16 Harcourt Rd, Admiralty.
"Fasilitas kami canggih, disertai dengan peralatan untuk mendukung pekerjaan," ujar Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Sabtu (1/7)..
Langkah tersebut salah satu roadmap Kementerian BUMN menjadikan perusahaan BUMN dapat berkompetisi secara global. Selain mengakselerasi BUMN segera go global, Menteri BUMN, Erick Thohir berharap, kantor bersama itu berfungsi sebagai business center dan business hub untuk negara-negara di sekitarnya. Seperti Cina, Jepang, Korea Selatan (Korsel) dan Taiwan.
Poppy Sulistyaning Winanti, Dosen Departemen Hubungan Internasional FISIP Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan, Indonesia Inc sudah dicanangkan sejak lama oleh Kementrian BUMN. Idenya meniru perkembangan perekonomian di Jepang pasca Perang Dunia II. Japan Incorporated berhasil membawa Jepang menjadi negara maju.
Baca Juga: Dividen Bank Pelat Merah Tahun Depan Bisa Turun
"Diharapkan degan Indonesia Inc, perusahaan milik negara dapat semakin kuat. Mereka yang memiliki dua tanggungjawab penting yaitu sebagai kepanjangan tangan pemerintah dan sebagai penyumbang pendapatan negara yang besar dapat terwujud,”ungkap Poppy.
Pemilihan Hong Kong lantaran salah satu pusat perekonomian di kawasan Asia. Sehingga mempermudah akses BUMN.khususnya BUMN yang terjun di industri finansial.
Ada beberapa perusahaan BUMN yang bisa dikonsolidasikan dalam beberapa Indonesia Inc. Poppy memberikan contoh BUMN jasa konstruksi dan jasa telekomunikasi.
Sementara itu BUMN sektor pertambangan dan perkebunan dinilai Poppy masih memerlukan waktu yang lebih agar bisa dikonsolidasikan dan menggarap pasar global. Sebab selama ini BUMN sektor pertambangan dan perkebunan masih mengekspor bahan mentah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News