kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beri fasilitas permodalan, Pupuk Kaltim gandeng Bank Jateng


Kamis, 03 September 2020 / 12:47 WIB
Beri fasilitas permodalan, Pupuk Kaltim gandeng Bank Jateng
Penandatangan kerja sama fasilitas permodalan Pupuk Kaltim dengan Bank Jateng


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rangka peningkatan produktivitas dan keberlanjutan rantai pasokan, PT Pupuk Kaltim menjalin kerja sama dengan Bank Jateng melalui penandatanganan nota kesepahaman terkait fasilitas permodalan dengan model kemitraan multipihak.

Rahmad Pribadi selaku Direktur Utama Pupuk Kaltim mengungkapkan, nota kesepahaman ini merupakan kerja sama dan sinergi bisnis yang harmonis antara Pupuk Kaltim dengan Bank Jateng beserta stakeholder yang mana program ini merupakan bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional serta pemberdayaan masyarakat desa.

Baca Juga: Indonesia di ambang resesi ekonomi 2020, apa itu resesi?

“Program ini merupakan salah satu bagian dari konsep agro solution Pupuk Kaltim, yakni berupa kerja sama Closed Ecosystem Agro Solution di Jateng,” kata Rahmad dalam siaran pers yang diterima Kontan, Kamis (3/9).

Melalui kerja sama ini, Pupuk Kaltim akan menjadi penyedia produk pupuk dan nonpupuk sektor komersil, sedangkan Bank Jateng memberikan kemudahan akses kredit permodalan sektor pertanian yang telah ditentukan indikatifnya melalui distributor, retailer atau agen yang telah disetujui. Kerja sama ini juga melibatkan Asuransi Jasindo, pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian setempat, distributor, dan offtaker berupa pabrik pakan ternak.

Selain kemudahan akses permodalan, petani juga akan dikenalkan praktik budidaya pertanian yang baik (good agricultural practices) dan melibatkan penggiat pemberdayaan masyarakat Prisma, sehingga hasil pertanian mampu mendorong peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani di daerah.

“Sinergi potensi antara Pupuk Kaltim dengan Bank Jateng merupakan upaya mendukung ketahanan pangan nasional melalui peningkatan kredit pembiayaan bagi petani, distributor, kios pertanian atau grain trader, baik dengan skema KUR maupun skema kredit lainnya,” tambah Rahmad.

 

Baca Juga: ​Menilik resesi ekonomi RI 1998, nilai tukar rupiah melemah hampir 8 kali lipat

Begitu pula untuk tindak lanjut kerja sama, program ini ditargetkan menjadi role model pertanian masyarakat untuk direplikasi ke wilayah lainnya di Jawa Tengah, sehingga keberadaan perusahaan dan bentuk kemitraan yang terjalin mampu menggerakkan sektor pertanian secara maksimal dan merata.

“Pupuk Kaltim hadir sebagai agro solution untuk menggerakkan sumber daya di sektor pertanian, meningkatkan produktivitas petani dengan hasil maksimal, sekaligus memberi pemahaman bahwa bertani itu bagian dari kegiatan bisnis,” tutur Rahmad.

Sementara itu, Direktur Bisnis Ritel dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng Hanawijaya menyambut positif kerja sama yang terjalin dengan Pupuk Kaltim, karena memiliki peran strategis dalam meningkatkan produktivitas sekaligus mendorong optimalisasi hasil pertanian dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Menurut dia, melalui kerja sama ini, petani tak hanya sekadar menjadi penggarap lahan, namun juga bisa mendapatkan hasil maksimal dari jenis komoditas yang dihasilkan. Hal ini melihat seluruh tahapan proses produksi hingga panen difasilitasi dengan berbagai kemudahan, seperti untuk akses permodalan, pupuk dan pestisida, jaminan asuransi untuk antisipasi gagal panen, hingga offtaker sebagai pembeli hasil panen dengan harga lebih tinggi.

“Kami sangat optimis dan menyambut terbuka kerjasama ini, karena memiliki potensi yang sangat baik untuk produktivitas pertanian masyarakat,” kata Hanawijaya.

Baca Juga: Bursa Asia dibuka bervariasi, mayoritas indeks menguat mengekor Wall Street

Khusus untuk akses permodalan yang akan dikucurkan Bank Jateng melalui KUR, hal ini dinilai sebagai langkah konkret dalam meningkatkan kualitas sumber daya petani tradisional, sehingga mampu belajar berorganisasi sekaligus menerapkan teknologi pertanian dengan baik, agar mampu mendorong produktivitas lahan maupun hasil pertanian dari pendampingan maupun kemudahan akses yang didapatkan.

“Jadi petani tak menjadi objek saja, melainkan juga sebagai subjek dari modernisasi proses pertanian, sehingga mampu menikmati hasil yang lebih optimal,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×