Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu dugaan pengoplosan Pertamax yang mencuat belakangan ini telah menimbulkan keresahan di kalangan konsumen. Dus, banyak pengguna kendaraan yang memilih untuk beralih ke SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo. Kondisi ini membawa berkah bagi SPBU swasta yang mengalami lonjakan penjualan bahan bakar minyak (BBM) secara signifikan.
Salah satu petugas SPBU Shell di Kapten Tendean yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa penjualan BBM Shell mengalami lonjakan hingga 150% sejak isu Pertamax oplosan mencuat. Hal serupa juga terjadi di SPBU BP Minangkabau di Setiabudi, di mana dalam dua hari terakhir, volume pembelian meningkat drastis terutama pada jam pulang kerja.
“Dua hari ini lumayan ramai. Sebelumnya kami mengalami kekosongan bensin, tapi sekarang stok sudah ada dan kembali ramai, terutama di jam-jam pulang kerja,” ujar petugas SPBU BP ditemui Kontan, Jumat (28/2).
Sementara itu, SPBU Vivo juga merasakan dampak serupa. Dede, salah satu petugas di SPBU Vivo Kapten Tendean, mengatakan bahwa penjualan produk BBM Vivo meningkat 50%.
Baca Juga: Pertamina Bantah Oplos Pertamax dan Pertalite dalam Kasus Dugaan Korupsi Pertamina
“Biasanya, satu shift hanya melayani sekitar 3.000 liter, sekarang bisa lebih dari 6.000 liter per shift. Saat jam-jam pulang kerja, antrean kendaraan makin panjang,” ungkapnya.
Fenomena perpindahan konsumen ini tak lepas dari keresahan mereka terhadap kualitas bahan bakar di SPBU pelat merah. Rensi (27), salah satu pengguna kendaraan yang ditemui di SPBU Shell, mengaku sebelumnya selalu membeli BBM RON 92 di SPBU Pelat Merah, tetapi kini beralih ke Shell.
“Saya enggak mau rugi. Daripada kena bensin oplosan, lebih baik saya pindah ke SPBU lain,” ujarnya.
Menanggapi meningkatnya permintaan terhadap SPBU swasta, PT Aneka Petro Indoraya (BP-AKR Fuels Retail) menargetkan penambahan lebih dari 10 SPBU baru sepanjang 2025. Direktur Utama BP-AKR Vanda Laura mengungkapkan, pihaknya terus memperluas jaringan SPBU untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Di tahun ini kami akan terus bertambah. Jumlahnya di atas 10 [SPBU baru], tapi nanti akan kami umumkan secara resmi saat pembukaan,” ujar Vanda ditemui Kontan di Kompleks DPR RI, Rabu (26/2).
Shell Indonesia, melalui President Director & Managing Director Mobility, Ingrid Siburian, enggan membeberkan data penjualan mereka. Namun, ia menegaskan komitmen Shell untuk terus menghadirkan produk berkualitas dan layanan terbaik bagi pelanggan.
“Kami juga memiliki layanan bengkel, convenience store Shell Select, serta Shell Recharge untuk pengisian daya kendaraan listrik di beberapa lokasi,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (28/2).
Sementara itu, di tengah lonjakan penjualan SPBU swasta, Pelaksana Tugas Harian (Pth) Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Pertamina Patra Niaga mengakui bahwa isu Pertamax oplosan berdampak pada penurunan penjualan Pertamax sebesar 5% pada 25 Februari 2025.
Di sisi lain, polemik terkait dugaan pengoplosan Pertamax terus berlanjut. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta bersama Center of Economic and Law Studies (CELIOS) telah membuka pos pengaduan bagi warga yang merasa dirugikan. Hingga 28 Februari, telah masuk 426 pengaduan dari masyarakat yang terdampak.
Direktur LBH Jakarta Fadhil Alfathan menegaskan bahwa kasus ini mencerminkan buruknya tata kelola energi di Indonesia. “Pertamina tidak bisa asal menyampaikan klarifikasi tanpa bukti yang jelas. Perlu ada investigasi oleh tim independen yang berintegritas,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Jumat (28/2).
Sementara itu, peneliti hukum CELIOS, Muhamad Saleh, menilai bahwa isu ini membuka celah bagi perbaikan regulasi energi di Indonesia.
“Korupsi di sektor ini cenderung hanya dilihat dari sisi kerugian negara, padahal hak konsumen juga harus diperjuangkan. Masyarakat perlu diberikan ruang hukum yang lebih efektif untuk menuntut keadilan,” ungkapnya.
Baca Juga: Kasus Korupsi Minyak Pertamina, Kejagung Ungkap Lokasi Pengoplosan Pertamax
Selanjutnya: Sritex Berhenti Beroperasi, Tren Deindustrialisasi Sektor Padat Karya Semakin Nyata
Menarik Dibaca: Ramadan Tiba, Susu Dairy Champ Berbagi Resep Menu Berbuka Puasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News