Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Berkat Resources Indonesia akan membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) dengan produk akhir nickel pig iron (NPI) di Bombana, Sulawesi Tenggara. Perusahaan ini akan membangun pabrik berskala kecil, yang memiliki kebutuhan bahan baku sebanyak 200.000 ton bijih nikel per tahun.
Tony Wenas, Direktur Utama Berkat Resources Indonesia, mengatakan, perusahaannya telah memperoleh izin prinsip maupun kepastian areal lokasi pabrik dari Kabupaten Bombana. "Karena kapasitas smelter yang akan kami bangun kecil, investasinya juga kecil, tidak sampai US$ 10 juta," tutur dia kepada KONTAN, Kamis (29/1).
Menurut Tony, dengan pasokan bahan baku sebanyak 200.000 ton bijih nikel, Berkat Resources memperkirakan diri bisa menghasilkan kandungan nikel murni sebanyak 2.000 ton per tahun. Jumlah tersebut setara dengan 10.000 ton NPI per tahun.
Saat ini Berkat Resources sudah menggandeng perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan (IUP) di daerah setempat untuk menjamin pasokan bahan baku. Namun, Tony enggan menjelaskan identitas perusahaan tambang yang akan menjadi pemasok nikel ke perusahaannya.
Berkat Resources juga sedang menjalin komunikasi dengan beberapa investor asal China sebagai calon mitra dalam proyek pembangunan smelter. "Sudah ada beberapa calon investor. Apakah kami sebagai pemegang saham mayoritas atau minoritas tergantung pada kesepakatan dengan calon mitra tersebut," jelas Tony.
Proses konstruksi pembangunan smelter diperkirakan memakan waktu enam bulan. Berkat Resources mengharapkan seluruh proses perizinan seperti analisis dampak lingkungan (amdal), IUP operasi produksi khusus bisa berjalan lancar, hingga kegiatan konstruksi bisa dimulai pada pertengahan tahun ini.
Dengan begitu, pabrik yang menghasilkan bahan baku untuk industri stainless steel ini dapat dioperasikan pada 2016 mendatang. "Pada tahap awal, produksi smelter ini memang kecil. Namun kalau sudah ada keuntungan tentu kami berniat mengembangkan kapasitas," ujar Tony.
Dalam industri pertambangan nasional, jejak rekam Tony terbilang panjang. Wakil Ketua Indonesia Mining Association (IMA) ini sudah malang melintang berkarir di sejumlah perusahaan tambang raksasa, seperti PT Freeport Indonesia ataupun PT Vale Indonesia Tbk, yang dulu masih bernama PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO).
Dia juga pernah menjabat sebagai Executive General Manager Intrepid Mines Ltd. Jabatan terakhir yang disandang Tony adalah Presiden Komisaris PT Riau Andalan Pulp & Paper, yang bergerak di industri kehutanan.
Tony mengungkapkan, Berkat Resources merupakan perusahaan yang ia dirikan bersama dengan rekan-rekannya, yang memiliki fokus usaha di bidang pemurnian nikel. "Ini perusahaan punya kawan-kawan. Saya memang termasuk pemilik saham," kata dia, terus terang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News