kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.327   87,00   0,54%
  • IDX 7.158   -46,25   -0,64%
  • KOMPAS100 1.042   -7,75   -0,74%
  • LQ45 801   -6,48   -0,80%
  • ISSI 231   -0,43   -0,19%
  • IDX30 416   -3,43   -0,82%
  • IDXHIDIV20 486   -4,98   -1,01%
  • IDX80 117   -0,84   -0,71%
  • IDXV30 119   -0,04   -0,04%
  • IDXQ30 133   -1,44   -1,06%

Berkunjung ke Proyek Strategis Nasional Pulau Obi, Harita Punya Pabrik Terintegrasi


Kamis, 12 Juni 2025 / 10:10 WIB
Berkunjung ke Proyek Strategis Nasional Pulau Obi, Harita Punya Pabrik Terintegrasi
ILUSTRASI. Fasilitas pengolahan nikel milik Harita Nickel di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -PULAU OBI. Industri mineral Tanah Air kini sedang booming. Kebijakan hilirisasi mineral yang membuat ekspor bijih atau ore dihentikan membuat perusahaan membangun smelter atau pabrik pengolahan dan pemurnian.

Tidak terkecuali Harita Group yang memang sudah berkomitmen untuk melakukan hilirisasi nickel sejak UU Mineral dan Batubara tahun 2009 melarang ekspor bahan mentah.

Sebagai informasi, pada tahun 2010, perusahaan mulai melakukan kegiatan penambangan nikel di Pulau Obi melalui Izin Usaha Pertambangan oleh PT Trimegah Bangun Persada Tbk.

Kemudian pada tahun 2015 perusahaan mulai membangun smelter RKEF pertama dengan 4 lini produksi, berlanjut pada tahun 2016 perusahaan melakukan produksi perdana feronikel sebagai produk hilir dari nikel saprolit. 

Setelah itu pada tahun 2019 perusahaan membangun fasilitas pemurnian nikel pertama di Indonesia dengan teknologi HPAL. Pada tahun 2020, Pulau Obi menjadi proyek stratyegis nasional sebagai Kawasan Industri Obi.

Pada tahun 2021, perusahaan melakukan produksi pertama Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebagai produk antara dari pengolahan nikel limonit.

Tahun 2023 smelter RKEF kedua tresmi beroperasi dengan 8 lini produksi. Setelah itu, eksporn perdana nikel sulfat dan cobalt sulfat dilakukan perusahaan. Setelah itu perusahaan pada tahun 2023 melakukan pencatatan pedana saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk.

Pada tahun 2024 perusahaan melakukan produksi perdana MHP produksi PT Obi Nickel Cobalt sebagai proyek HPAL kedua.

Dedy Amrin Environment and Business Improvement Manager Harita Nickel mengungkapkan bahwa Harita Group memiliki pertambangan dan pemrosesan nikel yang terintegrasi dengan total luas area 11.550 ha dan total cadangan dan sumber daya 301,9  miliar ton.

"Saat ini kami mempekerjakan 22.000 karyawan," kata dia dalam paparan saat kunjungan media ke Smelter Nikel Harita Group, Kamis (12/5).

Kata dia, smelter pertama RKEF Harita Nickel, MSP, mulai berproduksi pada tahun 2016, dengan 4 lini produksi (25.000 ton Ni/tahun) Diikuti dengan HJF pada tahun 2022, dengan 8 lini produksi (95.000 ton Ni/tahun).

Smelter ketiga, KPS, dalam tahap pertama konstruksi, dengan 4 lini produksi (60.000 ton Ni/tahun) akan dimulai pada Q1 2025, dan kapasitas penuh 12 lini produksi (185.000 ton Ni/tahun).

Pertumbuhan signifikan volume penjualan FeNi disebabkan oleh HJF (kapasitas penuh pada Agustus 2023). Volume penjualan pada FY 24 mencapai 126.344 ton Ni FeNi naik 25% YoY, di atas 5% dari total nameplate capacity.

Sementara itu, kata Dedy, fasilitas pemurnian HPAL milik Harita Nickel pertama kali mulai berproduksi pada tahun 2021, dengan 3 lini produksi (55.000 ton Ni/tahun), diikuti oleh ONC, yang sudah mencapai kapasitas maksimal pada Agustus 2024 dengan 3 lini produksi (65.000 ton Ni/tahun).

Pada HPAL, ONC (kapasitas penuh pada Agustus 2024) menjadi pendorong pertumbuhan penjualan MHP YoY. Penjualan HPL ONC pada FY24 mencapai 102.053 ton Ni, naik 68% YoY.

Volume penjualan HPAL pada FY24 merupakan gabungan antara MHP dan NiSo4. Penjualan HPL sebesar 67.049 ton Ni dan ONC sebesar 35.004 ton Ni.

Ia mengatakan, perusahaan juga sudah melakukan produksi untuk tambang baru di PT GTS, selain itu juga perusahana juga memiliki IUP lain PT KTS, PT CKS, dan PT BJM. Dengan IUP baru ini bisa lebih dari 50 tahun bisa ditambang.

"Nantinya, tambang yang saat ini yang sudah akan habis 4 tahun lagi akan dijadikan kawasan industri nikel saja," ungkap dia.

Selanjutnya: Pesan Green SM Kini Sudah Bisa di Aplikasi Gojek

Menarik Dibaca: Pesan Green SM Kini Sudah Bisa di Aplikasi Gojek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×