Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menggelar paparan publik, pada 18 Maret 2022 lalu, PT Teladan Prima Agro Tbk (TPA), dengan ticker TLDN, siap melangkah maju untuk listing di lantai Bursa Efek Indonesia, sekitar awal April mendatang.
Luasan konsesi perusahaan yang seluruhnya terletak di provinsi Kalimantan Timur, dengan total lebih dari 60.000 hektare, memberikan nilai tambah tersendiri bagi TPA, yang mana pengelolaan usaha secara efisien dapat dilakukan di satu wilayah secara terpadu. Yang terang denhgan sentralisasi ini memberikan tim manajeman kemampuan untuk berfokus pada seluruh aspek pengelolaan mulai dari produksi dan pengolahan kelapa sawit, operasional usaha, hingga penerapan program keberlanjutan yang inovatif dan membawa dampak positif langsung bagi masyarakat setempat.
TPA dikelola oleh tim eksekutif yang berpengalaman luas di sektor usaha kelapa sawit. Dengan rekam jejak puluhan tahun, tim manajemen TPA sangat memahami pengelolaan siklus penanaman yang membuat produktivitas puncak TPA menjangkau jauh ke masa depan.Antara tahun 2018-2020, volume penjualan minyak sawit mentah (CPO) TPA meningkat pada tingkat pertumbuhan per tahun (CAGR) selama rentang periode tersebut sebesar 13,2%, sehingga menghasilkan CAGR pendapatan sebesar 18,6%. Yield produksi TBS Inti TPA mencapai 21,4 ton/hektar pada tahun 2020.
Untuk menunjukkan kualitas operasi usahanya, TPA telah mengembangkan perangkat pengumpulan data, pemantauan, serta pelaporan, terkait aspek ekonomi, lingkungan, sosial, tata kelola (EESG) berbasis digital, yaitu TLDN Green Metrics (TGM). Perangkat ini membantu manajemen dalam pengambilan keputusan operasional serta melandasi langkah aksi korporasi yang berorientasi pada teknologi modern yang transparan dan progresif.
Dengan implementasi TGM ini, TPA dapat melakukan transformasi visi dan kebijakannya menjadi hasil-hasil empiris yang terukur dan dapat diverifikasi pada semua aspek pengelolaan keberlanjutan. Perangkat ini memungkinkan manajemen untuk secara efektif menganalisis dan memeriksa data EESG di seluruh perusahaan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan pada operasinya.
Salah satu contoh paling komprehensif dari pertanian berbasis digital, yang mampu diolah TGM, adalah penggabungan Big Data dari sekitar 30 datapoints dengan lebih dari 1 juta data yang mencakup analisa historis untuk digunakan manajemen dalam pertimbangan pengambilan keputusan serta prediksi atas situasi lapangan ke depannya.
“TPA menawarkan investasi menarik bagi investor jangka panjang melalui saham yang kami tawarkan di Bursa Efek Indonesia. TPA di tahun ini dan tahun depan memiliki tiga agenda bisnis penting secara berkelanjutan, diantaranya pengembangan biogas power plant, pembangunan dan pengembangan pabrik crude palm kernel oil (CPKO) serta penambahan lahan melalui akuisisi inorganic,” ujar Wishnu Wardhana, Direktur Utama TPA dalam keterangan resmninya, kemarin.
Sejalan dengan visi untuk menjadi perusahaan agribisnis berkelas dunia, yang telah beroperasi sejak 2004, TPA siap melangkah maju sebagai perusahaan terbuka yang modern, progresif, memberi nilai tinggi bagi seluruh pemangku kepentingan, serta menjadi ‘teladan’ di industri kelapa sawit tanah air dan kawasan regional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News