Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menilai, tantangan terbesar sektor logistik dan transportasi di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, adalah biaya logistik yang masih sangat tinggi.
Ketua Umum ALI, Mahendra Rianto, memaparkan, besaran biaya logistik salah satunya dipengaruhi oleh kondisi geografis suatu negara. Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan yang terdiri lebih dari 17.000 pulau. Dengan demikian, setiap produk yang dikirimkan harus melalui proses yang cukup panjang.
Dia melanjutkan, proses logistik sendiri terbagi menjadi tiga tahapan, yakni first mile, middle mile, hingga last mile atau sampai ke tangan pelanggan.
"Rangkaian ini yang harus dilewati oleh seluruh produk. 17.000 pulau Indonesia dengan 270 juta penduduk. Itulah yg membuat Indonesia difficult," ungkapnya di Jakarta, Rabu (18/5).
Baca Juga: Industri Modal Ventura Global Kena Demam Kripto, Bagaimana dengan di Indonesia?
Di sisi lain, dia juga menyebut bahwa biaya logistik itu masih tinggi karena tindak premanisme yang masih terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. "Manufaktur logistik cost paling besar di Makassar dan Medan, karena ada premanisme yang tinggi itu yang ditemukan di lapangan," sebutnya.
Untuk mengubah semua itu, dibutuhkan adanya inovasi untuk sektor logistik dan transportasi, salah satunya lewat digitalisasi untuk mengontrol biaya logistik.
"Jadi masih banyak room developing untuk sektor logistik dan transportasi. Kondisi geografis dengan negara kepulauan luas ini jadi cost yang sangat tinggi," ucapnya.
Baca Juga: Ini Dampak Bagi Sejumlah Sektor Industri Akibat Masih Tingginya Harga Minyak Mentah
Dia juga meminta seluruh stakeholder mulai dari Kemenhub, Kemenperin, Kemenko Marves, Pelindo, pelabuhan dan lainnya berkolaborasi untuk melakukan perbaikan sistem di sektor transportasi dan logistik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News