Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Bisnis rumahsakit yang makin menjanjikan membuat beberapa pengelola rumah sakit kerap berbenah supaya cuan dari bisnis ini tetap mengalir. Salah satunya PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), pengelola rumahsakit Mayapada Group.
Menurut Jonathan Tahir, Komisaris Utama Sejahteraraya Anugrahjaya dan CEO Mayapada Healthcare Group, saat ini pihaknya baru mengelola dua rumah sakit Mayapada yang ada di Lebak Bulus Jakarta Selatan dan Tangerang. Namun, dalam beberapa tahun ke depan, jumlah rumahsakit Mayapada akan tambah.
Perusahaan ini akan menggarap lima rumah sakit. Rinciannya dua rumahsakit Mayapada anyar. Serta merenovasi tiga bangunan yang ada menjadi rumah sakit. "Rumahsakit baru kami bangun di Kuningan, Jakarta dan Bandung. Untuk bangunan di Lebak Bulus, Surabaya dan Cakung akan kami renovasi jadi rumahsakit Mayapada," katanya kepada KONTAN, Senin (14/8).
Untuk menyiapkan rencana ekspansi tersebut, Mayapada, kata Jonathan, akan menyiapkan total dana hingga Rp 3 triliun. Rencananya, ekspansi pembangunan rumahsakit anyar baru bisa terlaksana pada kuartal II tahun depan.
Nanti, rumahsakit yang ada di Kuningan punya kapasitas hingga 90 tempat tidur. Tapi untuk empat rumah sakit lain, kapasitas tempat tidurnya rata-rata mencapai bisa 200 tempat tidur.
Dengan adanya tambahan rumahsakit tersebut, Mayapada Hospital nanti bakal bisa menerima pasien BPJS Kesehatan. Maklum, sejumlah rumahsakit swasta kini sudah marak menerima pasien BPJS lantaran potensi pasar yang besar.
Menurut Jonathan, proyek rumahsakit yang ada di Lebak Bulus (renovasi) dan yang baru di Bandung kemungkinan bisa terlaksana pada kuartal I atau II tahun depan. "Biayanya sekitar Rp 1 triliun," timpal Jonathan.
Mayapada memang sengaja memilih lokasi di kota besar yang tergolong ramai dan strategis. Sebab target utama dari rumahsakit ini sejatinya adalah dari kalangan menengah atas.
Nah, dengan adanya pembenahan tersebut, Jonathan menargetkan pendapatan Mayapada Hospitals hingga akhir tahun ini bisa melonjak hingga 40% dari tahun lalu. Tahun lalu, pendapatan Mayapada tercatat Rp 550 miliar.
Langkah Mayapada pun juga diikuti PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA). Namun, pengelola rumahsakit Mitra Keluarga ini justru ingin ekspansi ke pasar BPJS Kesehatan. Pasar yang belum dijangkau oleh sebagian besar rumahsakit Mitra Keluarga lantaran baru ada di Mitra Keluarga Tegal saja.
Menurut Aditya Widjaja, Hubungan Investor PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk pihaknya akan mengakuisisi tujuh rumahsakit yang bakal menerima pasien BPJS Kesehatan. Rumahsakit ini bakal menjadi second brand bagi MIKA. Proses kesepakatan ia harapkan bisa kelar pada Oktober nanti.
Selain itu, Mitra Keluarga juga akan mengakuisisi satu rumah sakit utama (chain). Sayang, Aditya tidak merinci identitas rumah sakit itu, termasuk rumahsakit yang tengah proses akuisisi.
Yang jelas, ekspansi usaha Mitra Keluarga tidak berhenti sampai disitu. Perusahaan ini juga akan membangun dua rumahsakit anyar berlabel Mitra Keluarga di areal Jakarta dan Jawa dalam tempo dua tahun ke depan.
Saat ini, MIKA sudah mengoperasikan 12 rumahsakit. " "Rumahsakit Mitra Keluarga ke 13 akan selesai dibangun Maret 2018 dan sudah proses pembangunan 45%, juga rumah sakit Mitra ke 14 sudah proses konstruksi 18% dan akan selesai September 2018, katanya ke KONTAN.
Nilai investasi bangun rumahsakit Mitra bisa mencapai Rp 250 miliar, untuk second brand cukup Rp 80 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News