kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis vape semakin mengepul


Senin, 23 Oktober 2017 / 17:36 WIB
Bisnis vape semakin mengepul


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siapa bilang bisnis rokok elektrik alias vaporizer atau kerap disebut vape masih mini? Jika beberapa tahun lalu dulu bisnis ini hanya digeluti segelintir orang, kini pelaku bisnisnya sudah mencapai ribuan bahkan lebih.

Rhomedal, Ketua Divisi Humas Asosiasi Personal Vaporizer  Indonesia (APVI) menyebutkan, sampai saat ini jumlah toko yang menjual vaporizer di Jabodetabek bisa mencapai kisaran 1.500 toko. "Ini belum mencakup toko vaporizer di seluruh Indonesia," kata Rhomedal kepada KONTAN, Kamis (18/10).

Jika dikumpulkan di seluruh Indonesia, Rhomedal memproyeksikan jumlah pedagang perangkat rokok elektrik itu bisa mencapai 5.000 toko. Angka ini belum menghitung jumlah toko yang mandiri berjualan secara online.

Tak hanya pedagang vaporizer saja, menurut Rhomedal, bisnis pendukung rokok elektrik juga berkembang. Diantaranya adalah, bertambahnya jumlah importir vaporizer, pedagang aksesori vaporizer hingga kafe-kafe yang berdiri sejak komunitas vaporizer berkembang. 

Meski bisnis vaporizer ini berkembang dengan pesat, namun di Indonesia pelaku bisnis ini masih menjadi anak tiri. Rhomedal menyebutkan, di Indonesia belum ada aturan yang mengatur soal bisnis rokok  elektrik ini.

Seandainya, satu toko vaporizer bisa beromzet Rp 30 juta per bulan, setidaknya putaran uang dari 5.000 toko vaporizer di seluruh Indonesia tersebut bisa mencapai Rp 150 miliar per bulan. Angka yang besar bukan?

Pantas saja, ketika Vape Fair 2017  yang digelar di Jakarta International Expo (JIExpo), jumlah pengunjungnya lebih dari 40.000 orang. “Vape Fair 2017 merupakan event terbesar di Asia Tenggara,” klaim Rhomedal.

Namun karena ketiadaan aturan, pelaku bisnis vaporizer saat ini seringkali kesulitan dalam menjalankan bisnisnya, apalagi jika berkiatan dengan legal formal. Asal tahu saja, bisnis vape masuk ke Indonesia sekitar tahun 2012. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×