Sumber: Antara | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggaet US$ 641,9 juta minat investasi Jepang dalam kegiatan pemasaran investasi di Negeri Sakura pada 28-30 Juli 2015.
Kepala BKPM Franky Sibarani melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (31/7), mengatakan minat investasi itu terdiri atas US$ 134,9 juta perluasan investasi yang sudah eksisting dan US$ 507 juta investasi baru akan masuk ke Indonesia.
Perluasan investasi yang sudah eksisting meliputi industri popok bayi senilai US$ 8,1 juta, industri conveyor belt US$ 54,2 juta dan industri wire harness US$ 72,6 juta.
Sementara itu, untuk minat investasi yang baru akan masuk ke Indonesia meliputi industri pengolahan rumput laut US$ 2 juta, industri komponen otomotif US$ 2,5 juta, sektor ketenagalistrikan US$ 500 juta dan industri boiler sebesar US$ 2,5 juta.
"Hal ini tentu menggembirakan, karena perusahaan Jepang tidak mengendurkan minatnya untuk berinvestasi di tengah kondisi perekonomian global yang belum stabil," katanya.
Franky menambahkan, pihaknya optimistis minat investasi yang sudah disampaikan ke BKPM itu dapat terealisasi merujuk pada rasio realisasi investasi Jepang dibandingkan rencana investasinya sepanjang 2005-2014 yang mencapai 62,5%.
Menurut dia, jika minat investasi tersebut dapat terealisasi, terdapat potensi penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak 10.475 orang, yang terdiri atas industri komponen otomotif 10.000 orang, industri popok bayi 220 orang, industri conveyor belt 100 orang, industri pengolahan rumput laut 55 orang dan industri boiler 100 orang.
"Kami berupaya meningkatkan kualitas investasi di mana investasi yang masuk diharapkan dapat mendorong penyerapan tenaga kerja, mendorong peningkatan ekspor dan dapat menghemat devisa melalui substitusi impor," ujarnya.
Dalam catatan BKPM, sepanjang 2010 hingga Semester I 2015, realisasi investasi Jepang di Indonesia mencapai US$ 13,68 miliar, kedua terbesar setelah Singapura.
Dalam lima tahun terakhir, investasi Jepang di Indonesia direalisasikan dalam industri alat angkutan dan transportasi lainnya (53%); industri logam, mesin dan elektronik (17%); industri kimia dan farmasi (7%); serta industri makanan dan tekstil (masing-masing 4%).
Sedangkan realisasi investasi Jepang untuk Semester I 2015 mencapai Rp 19,72 triliun, meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 16,19 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News