kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BKPM Lihat Negara Ini Agresif Investasi Hijau di Indonesia


Jumat, 23 Juni 2023 / 07:12 WIB
BKPM Lihat Negara Ini Agresif Investasi Hijau di Indonesia
ILUSTRASI. Peluncuran Indeks Investasi Hijau


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Jane Aprilyani

KONTAN.CO.ID - Palu. Kementerian Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melihat China merupakan negara paling agresif untuk berinvestasi hijau di Indonesia. Hal ini diungkapkan Saribua Siahaan, Direktur Promosi Wilayah Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, dan Pasifik BKPM.

Antusias dan minat negara-negara asing terhadap investasi lestari di Indonesia cukuplah besar. Salah satunya negara China yang disebut masih melirik-lirik. "Kalau China apapun dia tertarik. Pokoknya kalau investasi di Indonesia itu China sangat agresif. Terutama yang berhubungan dengan sumber-sumber daya alam," ungkap Saribua di Palu, Kamis (22/6).

Bicara soal ketertarikan China, Saribua menambahkan bahwa hal ini masih dalam tahap diskusi. Untuk lebih lanjutnya, Dia bilang belum ada detil besaran nilai investasi dan daerah di Indonesia yang disasar China untuk berinvestasi hijau.

Baca Juga: Kenaikan Daya Saing RI Bisa Mendongkrak Investasi

Selain China, Saribua menilai ada beberapa negara lain yang juga melirik berinvestasi hijau di Indonesia. Sebut saja negara Jerman dan Amerika. "Tetapi masih sebatas lirik-lirik dan tidak bisa kita komunikasikan lebih lanjut," ujarnya.

Yang jelas, Saribua meyakini investasi lestari atau investasi hijau menjadi perhatian Pemerintah dimana hal ini memberi manfaat dan nilai positif yang berdampak ke banyak hal. Selain lingkungan, dia bilang tentunya memberi efek terhadap perekonomian dan lapangan pekerjaan baru.

"Jadi tidak bisa diukur dari nilai investasi saja. Bayangkan kalau ada investasi besar masuk ke suatu daerah. Berapa UMKM terlibat? Lalu suplai makanan, suplai tenaga kerja, suplai transportasi dan lainnya," tutur Saribua.

Baca Juga: BKPM Optimistis Target Investasi Rp 1.400 Triliun pada Tahun 2023 Tercapai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×