kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.265   -85,00   -0,53%
  • IDX 7.073   -92,58   -1,29%
  • KOMPAS100 1.039   -16,65   -1,58%
  • LQ45 818   -13,93   -1,67%
  • ISSI 212   -2,57   -1,20%
  • IDX30 421   -5,97   -1,40%
  • IDXHIDIV20 506   -5,92   -1,16%
  • IDX80 118   -2,08   -1,73%
  • IDXV30 121   -1,72   -1,40%
  • IDXQ30 139   -1,80   -1,29%

BMAD Impor Baja HRC Naik, Begini Respons Steel Pipe Industry Indonesia (ISSP)


Rabu, 29 Januari 2025 / 23:28 WIB
BMAD Impor Baja HRC Naik, Begini Respons Steel Pipe Industry Indonesia (ISSP)
ILUSTRASI. Produsen pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry Indonesia Tbk (ISSP) menyambut positif kebijakan pemerintah yang memperpanjang Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) impor baja jenis Hot Rolled Coil (HRC) dari tujuh negara selama lima tahun ke depan.

Asal tahu saja, kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 103 Tahun 2024 yang berlaku efektif per 15 Januari 2025.

BMAD ini berlaku untuk impor HRC dari tujuh negara antara lain China, India, Rusia, Kazakhstan, Belarusia, Taiwan, dan Thailand.

Baca Juga: Steel Pipe Industry Indonesia (ISSP) Incar Pertumbuhan Kinerja 10%--20% Tahun Ini

Corporate Secretary and Investor Relation ISSP Johannes Edward menyatakan, pihaknya mendukung langkah pemerintah yang melindungi industri baja dalam negeri.

Kebijakan ini pun akan mempengaruhi seluruh produsen baja, tidak terbatas hanya ISSP.

Di sisi lain, Manajemen ISSP mengakui ancaman baja impor dalam bentuk pipa yang jadi spesialisasi perusahaan ini sebenarnya tidak banyak.

“Namun, yang perlu diwaspadai adalah masuknya pemain asing secara ilegal dan memproduksi pipa baja tanpa SNI di Indonesia,” tutur dia, Rabu (29/1).

Baca Juga: Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP) Maksimalkan Penjualan di Sisa 2024

Sementara itu, ISSP menilai prospek industri baja nasional tahun ini akan dipengaruhi oleh dinamika kondisi geopolitik maupun ekonomi global dan nasional.

Suku bunga acuan yang mulai memasuki tren menurun tentu dapat menjadi katalis positif bagi kelangsungan bisnis ISSP.

Manajemen ISSP pun menargetkan pertumbuhan volume penjualan dan laba sekitar 10% sampai 20% pada 2025.

Perusahaan ini senantiasa menjadikan pertumbuhan ekonomi nasional sebagai acuan proyeksi kinerja.

“Jika fokus pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 8%, maka kinerja ISSP juga pasti akan ikut naik,” tandas Johannes.

 

Selanjutnya: Alibaba Rilis Model AI Qwen 2.5, Klaim Lebih Unggul dari DeepSeek

Menarik Dibaca: Kejatuhan Pasar Terjadi Februari 2025, Robert Kiyosaki Sebut Aset Ini bakal Meledak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×