Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, Kyai Mas Muhlisinalahuddin pimpinan Ponpes Ash Shiddiqi Curah Lele mengakui program pelatihan Santrifoodpreneur yang mereka ikuti di Bogasari tahun 2018 sangat bermanfaat dan sudah berhasil menjalankan usaha roti manis dan donat.
Di awal usaha April 2018 pemakaian tepung terigu untuk usaha hanya 15 kg per bulan. Di akhir November 2021 sudah berkembang jadi 3 sak atau 75 kg per bulan. Sebelum pandemi, konsumsi terigu untuk produksi roti di Ponpes Ash Shiddiqi Curah Lele bisa mencapai lebih dari kg per bulannya.
Contoh lain keberhasilan program pelatihan Santrifoodpreneur yang diadakan Bogasari adalah Ponpes Al Hikamussalafyah-Purwakarta 12 sak per bulan, Ponpes Nur Andika Tangerang 8 sak atau 200 kg per bulan.
Baca Juga: Catat kinerja apik, BRI Danareksa Sekuritas rekomendasikan beli saham INDF
Adapun 27 Ponpes dalam rangka program Santrifoodpreneur yang sudah pernah dapat pelatihan dari Bogasari di tahun 2017 dan 2018, diantaranya Ponpes Assyafi'iyah-Majalengka, Ponpes Ilmu AlQur'an (PPIQ) Bogor, Suryalaya-Tasikmalaya, Nur Antika-Tangerang, Al Hidayah Ciomas-Serang, An Nawawi Tanara-Serang, Darul Izzah-Cengkareng, Annur Malangbong-Garut, Al Mahalli-Bantul, Muslimat NU-Bogor, Al Hikamussalafiyah-Purwakarta, Bahrul Ulum-Jombang, Gontor Putri- Ngawi, dan Manbaul Hikam-Pati.
“Makanya target setelah pelatihan 3 hari Jumat sampai Minggu yang digelar Ponpes kami ini adalah masing-masing pesantren akan membuka kedai mie dan jajanan roti di setiap kecamatan di Kabupaten Jember. Jadi program Santrifoodpreneur dari Bogasari ini sangat membangun eknomi umat berbasis pesantren guna menunju kemandirian ekonomi pesantren dan santri ke depannya,” ucap Gus Mus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News