kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bos Adaro Energy (ADRO) Targetkan 2 Tahun lagi Proyek Aluminium Beroperasi


Rabu, 30 Maret 2022 / 06:50 WIB
Bos Adaro Energy (ADRO) Targetkan 2 Tahun lagi Proyek Aluminium Beroperasi


Reporter: Ardian Taufik Gesuri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -   LOS ANGELES. Seusai mengunjungi dealer mobil listrik Tesla, Lucid, dan mobil hidrogen Toyota Mirai, Senin siang (28/3) waktu setempat, CEO dan pemilik PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Garibaldi Thohir menyatakan serius menggarap proyek smelter aluminium di Kalimantan Utara.

Menurut Boy, panggilan Garibaldi, perusahaannya sudah mencanangkan masuk ke Adaro Green Energy.

Sebagai langkah penting dan strategis, Adaro akan membangun smelter aluminium di Kawasan Industri Hijau Indonesia, Kalimantan Utara.

Menurut Boy Thohir, yang baru-baru ini meresmikan dua Masjid At Thohir di Cimanggis dan Los Angeles, Amerika Serikat, ke depan konsumen mobil, terutama mobil listrik yang tengah naik daun ini, sangat kritis. Mereka semakin sering mempertanyakan aluminium untuk bodi dan sasis didapat dari mana, baterainya dapat dari mana, hingga ban-nya diproduksi dari mana.

Para customer mobil listrik (EV) menilai produk tersebut harus produk yang ramah lingkungan. Secara kritis, mereka juga mempertanyakan sumber daya listriknya sampai ke hulu dari mana. “Nah, dari situlah kita mau masuk ke Adaro Green Energy,” ujar Boy Thohir.

Baca Juga: Harga Saham ADRO Naik 2,55% Pekan Lalu, Hari Ini (28/3) Layak Dibeli atau Jual?

Boy memaparkan, perusahaannya memiliki advantages atau nilai tambah ketimbang pesaing karena semua kekayaan sumber daya alam (SDA) berasal dari Indonesia. Terutama nikel, bauksit, dan aluminium.

Seiring dengan keinginan pemerintah untuk secara proaktif mengembangkan ekonomi hijau, menurut kakak Menteri BUMN Erick Thohir ini, Adaro salah satu yang terdepan untuk mewujudkan visi pemerintah tersebut.

“Insya Allah 2 tahun lagi, paling lambat 2,5 tahun lagi, Adaro Green Energy Alluminium sudah jadi,” kata Boy.

Seperti kita ketahui, proyek Adaro Aluminium Indonesia yang berada di Kawasan Industri Hijau Indonesia, Kalimantan Utara, ini sudah ground breaking oleh Presiden Jokowi pada Desember tahun lalu.

Baca Juga: Diuntungkan Tingginya Harga Batubara, Ini Rekomendasi Saham ADRO dari Analis

Proyek smelter aluminium ini membutuhkan investasi US$ 800 juta. Adaro menyetor 65%. Sedangkan partnernya dari China, Legend, yang sudah pengalaman dalam industri aluminium, menyetor 35%. 

Menurut Boy, untuk tahap pertama, tentu produk aluminium tersebut akan diekspor, karena pasar dalam negeri belum mampu menyerapnya.  “Tapi dalam jangka 5 tahun-10 tahun akan memenuhi kebutuhan dalam negeri,” ujar Boy.

Buat Adaro, proyek ini sangat strategis untuk memenuhi ESG atau environmental, social, dan governance. “Kita harus bertransformasi ke arah green energy,” tandas Boy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×