Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Kerja sama ini menyangkut riset terkait pengkajian, sosialisasi, dan pengabdian kepada masyarakat di sektor hilir migas dalam upaya menangani dampak pandemi Corona sekaligus untuk menyusun kebijakan jangka panjang.
Tedapat 4 poin utama kerja sama antara BPH Migas dan UI, yakni kajian kebutuhan Jenis BBM Tertentu (JBT) untuk konsumen pengguna transportasi khusus, darat, dan non-transportasi, kajian penyusunan Rencana Strategis BPH Migas periode 2020-2024, kajian multiplier effect dan nilai tambah atas pemanfaatan iuran BPH Migas, serta kerja sama lain sesuai kesepakatan.
"Ini tantangan bagaimana kerja sama BPH Migas dengan civitas akademika termasuk UI untuk mewujudkan regulasi sehingga terjadi efisiensi untuk kepentingan rakyat," terang Ifan.
Ifan juga menjelaskan, pengembangan kerja sama dengan sejumlah pihak menggunakan dana operasional pemasukan BPH Migas yang berasal dari badan usaha migas sebesar Rp 1,3 triliun.
Baca Juga: Inilah protokol baru transaksi di SPBU Pertamina, mulai dari cashless, uang pas, dll
Dari jumlah itu, hanya Rp 250 miliar yang digunakan untuk operasional. Alhasil, teradapat Rp 1 triliun lebih yang digunakan BPH Migas untuk mengembangkan kerja sama dengan sejumlah pihak guna mengatasi persoalan hilir migas, seperti cadangan BBM Nasional.
Di kesempatan yang sama, Rektor UI Ari Kuncoro menyambut baik kerja sama tersebut. Ia memastikan bahwa tujuan kerja sama ini agar riset di kampus tidak sekadar menjadi menara gading atau pengamat saja.
"Metodologi tidak efektif jika tidak diimplementasikan. Diharapkan dengan kajian yang dilakukan dapat menjadi solusi terbaik bagi pemerintah dalam merespons dampak terhadap pandemi ini," tandas Ari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News