Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - MARTAPURA. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) akhirnya memutuskan untuk menyetujui usulan Bakrie & Brothers untik mengubah proyek pipa gas Kalimantan Jawa (Kalija 2) menjadi proyek pipa gas Trans Kalimantan.
Proyek pipa gas Trans Kalimantan ini akan membentang dari Bontang hingga Takisung yang berjarak kurang lebih 250 kilometer (Km). Pipa proyek ini rencananya akan melalui tujuh Kabupaten di Pulau Kalimantan.
Yaitu, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kabupaten Banjarbaru, dan Kabupaten Tanah Laut.
Anggota BPH Migas, Jugi Prajogio mengatakan BPH Migas menyetujui perubahan proyek Kalija 2 menjadi Trans Kalimantan karena faktor keekonomian. Menurutnya, parimeter keekonomian proyek Kalija yang dicanangkan pada 2007 lalu sudah berubah dengan kondisi saat ini.
Jika pipa gas Kalija 2 yang harusnya membentang Pulau Kalimantan hingga Jawa ini tetap dibangun sesuai rencana, maka pipa gas ini akan dibangun berukuran 20 inch dengan kapasitas 1000 mmscfd. Dengan kapasitas besar tersebut, sulit mencari pengguna pipa gas.
"Jadi kita bicara riil saja, kalau pipa besar siapa shippernya, PGN, Pertagas,PLN. tapi kalau tiga shipper ini masih ragu-ragu, kami lakukan fine tunning, kami lihat pasar yang ada berapa, kemudian kira-kira pasokan gas yang rill berapa, kemudian kita desain pipa sekian. Jadi sekarang arahnya desain ulang pipa pakai angka riil," jelas Jugi, Kamis (13/9).
Selain masalah calon pengguna pipa Kalija 2, masalah pasokan gas juga menjadi hambatan proyek tersebut. Menurut Jugi, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur selama ini selalu menolak gas dari Bontang sebesar 1.000 MMSCFD dibawa ke Pulau Jawa. Makanya dengan adanya proyek Trans Kalimantan ini diharapkan gas dari Kalimantan Timur bisa dimanfaatkan di Pulau Kalimantan juga.
"Dulu ada di bontang ada 1000 mmscfd, tapi kan masalahnya Kaltim tidak bersedia gas dibawa ke Jawa, tapi sudah masuk di rencana induk kementerian, sampai sekarang pun masih ada dan masih berlaku. Maka kami hitung ulang berapa yang ada di Kaltim-Kalsel dan potensi gas karena infrastruktur ini tidak bisa dikesampingkan, kalau ada pengguna ada suplai kenapa tidak," imbuhnya.
Menurut Jugi saat ini ada beberapa sumber gas yang bisa digunakan dalam proyek Trans Kalimantan diantaranya adalah proyek Merakes yang sudah mendapatkan persetujuan Plan of Development (POD).
Proyek ini rencananya akan memproduksi gas sebesar 400 mmscfd. Ada juga proyek West Badik sebesar 60 mmscfd dan sejumlah proyek gas lainnya di Pulau Kalimantan.
Dengan sudah disetujuinya rencana proyek Kalija 2 menjadi proyek Trans ini, Jugi berharap proyek pipa gas bisa segera dikerjakan oleh Bakrie & Brothers. Maklum saja sudah 11 tahun proyek tersebut tidak dikerjakan oleh Grup Bakrie tersebut.
"Nah kalau Bakrie karena kita bicaranya tidak sampai Jawa, hanya Trans Kalimantan, mengapa enggak bisa tahun ini? Kan pipanya bukan pipa gede lagi, mengapa tidak bisa? Jadi harapan saya tidak lebih dari tahun ini melakukan groundbreaking. Toh tidak bicara pipa besar atau sampai Jawa," kata Jugi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News