kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPJT Siap Lelang 8 Proyek Jalan Tol Sebesar Rp 127,98 Triliun Lewat Skema KPBU


Selasa, 28 Juni 2022 / 13:59 WIB
BPJT Siap Lelang 8 Proyek Jalan Tol Sebesar Rp 127,98 Triliun Lewat Skema KPBU
ILUSTRASI. Foto udara simpang susun yang menghubungkan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR siap kembali melelang proyek jalan tol melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Sebanyak delapan proyek jalan tol ditawarkan dengan kebutuhan biaya investasi sebesar Rp 127,98 triliun.

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan, terdapat 8 proyek KPBU jalan tol yang ready to offer pada tahun 2022.

Proyek-proyek tersebut antara lain Jembatan Batam - Bintan dengan panjang 14,74 Km dengan nilai investasi 14,12 T, Jalan Tol Akses Patimban sepanjang 37,05 Km dengan nilai investasi 18,76 T, Jalan Tol Semanan - Balaraja sepanjang 32,39 Km dengan nilai investasi 15,53 T

Baca Juga: Menilik Panjang Jalan Tol di Indonesia, China dan Malaysia

Selanjutnya, ada proyek Jalan Tol Sentul Selatan - Karawang Barat sepanjang 61,5 Km dengan nilai investasi 15,38 T, Jalan Tol Bogor Serpong Via Parung sepanjang 31,3 Km dengan nilai investasi 8,95 T, Jalan Tol Cikunir - Karawaci sepanjang 40 Km dengan nilai investasi 26 T, Jalan Tol Kediri - Tulungagung sepanjang 44,51 Km dengan nilai investasi 10,48 T, dan Jalan Tol Kamal - Teluknaga - Rajeg sepanjang 38,6 Km dengan nilai investasi 18,76 T.

Herry mengatakan, kebutuhan biaya pengadaan tanah dengan Target Renstra tahun 2020 - 2024 dengan 2.513 Km jalan tol dan 41 ruas yang biaya yang dibutuhkan adalah Rp 96 Triliun.

“Dengan biaya tersebut merupakan tugas kita untuk konsen bagaimana mencari potensi kolaborasi dengan pemangku kepentingan,”ujar Herry dalam keterangan resminya di laman BPJT, dikutip Selasa (28/6).

Herry menjelaskan, bahwa kebijakan pembiayaan infrastruktur ke depan adalah melanjutkan pembiayaan jalan tol pada ruas utama, memperbaiki iklim investasi dan mendorong skema pembiayaan yang lebih berkelanjutan, salah satunya melalui skema Asset Recycling.

Kepala BPJT Danang Parikesit menambahkan, di tengah situasi pandemi Covid-19, Kementerian PUPR tetap memacu pembangunan jalan tol yang tersebar di Pulau Jawa, Pulau Sumatera dan Kalimantan.

“Pada masa Pandemi Covid 19 yang kita lalui bersama sangat mempengaruhi kinerja operasi, finansial dan teknis pada jalan tol. Volume Lalu Lintas turun seiring dengan kebijakan dari Pemerintah dengan mengeluarkan pembatasan mobilitas. Di tahun 2021 Pemerintah mengeluarkan kebijakan stimulus kepada Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang terdampak Covid 19 “ jelas Danang.

Danang berujar, pembangunan jalan tol tetap berjalan karena menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Perpres 3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.

Hingga akhir tahun 2021, panjang jalan tol mencapai 2.457 Km, selanjutnya hingga Juni 2022 panjang jalan tol yang sudah beroperasi sepanjang 2.500 Km. 

“Dengan peningkatan panjang jalan tol di beberapa ruas terdapat capacity ratio 70% yang mengharuskan adanya pelebaran. Seperti contohnya pada lebaran tahun ini pada Jalan Tol Jakarta - Cikampek, dengan pelebaran yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan jalan tol,” imbuh Danang.

Baca Juga: Genjot Proyek Jalan Tol, Skema Pembiayaan Baru Dibutuhkan

Danang menambahkan, terkait keselamatan di jalan tol, diharapkan akan faktor kecelakaan di tahun 2022 dapat mengalami penurunan menjadi 1,09 kejadian per km (-32,7%), dibandingkan sebelumnya pada tahun 2021 yang sebesar 1,62 kejadian per km, dan berkurangnya korban meninggal akibat kecelakaan ditargetkan di tahun 2022 mengalami penurunan 0,143 Korban meninggal  dunia per Km dengan persentase mencapai -6,53% dibandingkan tahun 2021 yakni 0,153 Korban meninggal  dunia per Km.

Selanjutnya, mengenai sasaran investasi di tahun 2021 sebesar Rp 736,37 triliun (akumulasi harga berlaku), ditargetkan hingga akhir tahun 2022 mendatang dapat mengalami peningkatan sebesar Rp. 970,85 Triliun (akumulasi harga berlaku).

Kemudian terkait Foreign Direct Investment (FDI), di mana pada tahun 2021 sebesar Rp 9.90 Triliun yang besarannya tetap pada tahun 2020,  pada tahun 2022 ini ditargetkan mencapai Rp 20 Triliun. Pembiayaan internasional juga ditargetkan tahun 2022 mencapai Rp 4,30 Triliun dibandingkan tahun 2021 Rp 3,89 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×