kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.806.000   14.000   0,78%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

BPOM Proyeksikan Pendapatan Industri Farmasi Bisa Mencapai Rp400 Triliun


Selasa, 24 September 2024 / 15:50 WIB
BPOM Proyeksikan Pendapatan Industri Farmasi Bisa Mencapai Rp400 Triliun
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Pharmaceutical tablets and capsules in foil strips are arranged on a table in this picture illustration taken in Ljubljana August 20, 2014. REUTERS/Srdjan Zivulovic/File Photo. BPOM RI sebut pendapatan sektor industri farmasi Indonesia bisa naik Rp400 Triliun dalam beberapa tahun ke depan.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar menuturkan bahwa pendapatan sektor industri farmasi Indonesia dapat meningkat Rp300 Triliun hingga Rp400 Triliun dalam beberapa tahun ke depan. 

Dalam acara focus group discussion (FGD) dan Sosialisasi Tools Maturitas Industri Farmasi 2024, Taruna menyampaikan hal tersebut dapat tercapai dengan tepat. Misalnya, jika produk-produk farmasi nasional terakreditasi dan dapat lakukan ekspor ke luar negeri. 

"Jika produk - produk farmasi nasional terakreditasi dengan baik, Indonesia bisa mengekspornya ke luar negeri. Terutama ke negara-negara tetangga atau ke manca negara seperti Eropa, Amerika Serikat, Afrika, dan sejumlah negara lainnya," paparnya dalam sambutan acara di Jakarta Selatan, Selasa (24/9). 

Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) Jual Siloam Hospital (SILO), Simak Rekomendasi Sahamnya

Dia melanjutkan, saat ini total pendapatan di sektor farmasi masih berkisar Rp100-140 Triliun per tahun. Melihat hal ini, Taruna menyatakan bahwa potensi dalam negeri cukup besar,  terutama bila melihat jumlah penduduk yang menjadi terbesar keempat dunia.

Tak hanya itu, Taruna juga menyebutkan jumlah perusahaan farmasi di Indonesia tercatat ada 240 unit. Namun yang aktif selama ini hampir 190-an saja. 

Karena itu, pihaknya berkomitmen mendorong maturitas alias proses kedewasaan industri farmasi di Indonesia untuk mencapai kemandirian obat. Saat ini, Indonesia masih berada pada maturitas sedang atau kalkulatif yang proaktif. 

“Maturitas sedang atau kalkulatif yang proaktif, yaitu satu tingkat di bawah yang terbaik, itu ada 46 perusahaan farmasi. Sementara yang maturitas sedang saat ini baru satu perusahaan,” ucap Taruna. 

Baca Juga: ACM Logistics Resmi Kantongi Sertifikasi Halal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×