Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal
KONTAN.CO.ID - Kehadiran Indonesia menjadi anggota BRICS, membuka peluang produk lokal untuk meningkatkan ekspor. Brasil, sebagai salah satu negara anggota BRICS, merupakan pasar potensial bagi ekspor Indonesia di kawasan Amerika Latin.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau Indonesia Eximbank kemudian mengadakan inisiatif business forum bertema BRICS Market Deep Dive: Menembus Brazil dan Afrika Selatan dalam sela-sela pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2025, di ICE BSD Tangerang pada Kamis, 16 Oktober 2025. LPEI menghadirkan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Sao Paulo dan praktisi ekspor untuk membahas mengenai potensi dan peluang ekspor ke negara BRICS sekaligus memperkenalkan produk dan layanan LPEI kepada para pelaku ekspor.
Kepala ITPC São Paulo Donny Tamtama menjelaskan, sebagai wilayah ekonomi terbesar di kawasan dengan proyeksi pertumbuhan 2,3% pada 2025, negara anggota BRICS menawarkan peluang kolaborasi di sektor agroindustri, energi terbarukan, kimia, dan pulp & paper.
Brasil dengan GDP mencapai lebih dari USD2 triliun dan populasi di atas 100 juta jiwa, merupakan pasar besar dengan karakter unik. Nilai perdagangan Indonesia–Brasil terus meningkat dan tahun lalu mencapai sekitar USD7,1 miliar, meski Indonesia masih mencatat defisit akibat tingginya impor bahan baku seperti ampas kedelai, gula, dan kapas. Sementara ekspor utama Indonesia ke Brasil meliputi minyak sawit, batu bara, oleokimia, serta suku cadang otomotif.
“Dalam periode Januari–September 2025, produk yang paling diminati pasar Brasil adalah designated components dan furniture, dengan lonjakan ekspor komponen mencapai lebih dari 15 kali lipat dibanding tahun sebelumnya,” jelas Donny.
Namun, Donny menegaskan Brasil bukan pasar yang mudah ditembus. Negara tersebut menerapkan tarif impor tinggi antara 12–16% untuk negara nonanggota Mercosur, disertai pajak domestik berlapis seperti PIS, ICMS, dan pajak industri (IPI). Proses sertifikasi produk juga ketat, termasuk termasuk penggunaan label berbahasa Portugis pada produk.
Biaya sertifikasi pun cukup besar, mencapai US$1.000–8.000 per produk, dengan durasi proses yang dapat memakan waktu hingga 12 bulan. Di sisi lain, hambatan bahasa juga menjadi tantangan tersendiri. Donny menyebut, hampir 90% pelaku bisnis di Brasil tidak fasih berbahasa Inggris, sehingga komunikasi kerap memerlukan penerjemahan yang memakan waktu dan berpotensi menimbulkan miskomunikasi, bahkan tertundanya kontrak kerja sama.
Meskipun kompleks, Donny optimistis potensi pasar Brasil sangat besar bagi produk-produk Indonesia, terutama di sektor makanan olahan, farmasi, fesyen, dan suku cadang otomotif. Apalagi Brasil tengah berupaya mendiversifikasi sumber impor di luar Tiongkok, sehingga membuka peluang bagi Indonesia. Dukungan diplomatik melalui rencana perundingan Indonesia–Mercosur Preferential Trade Agreement (PTA) juga diharapkan dapat menekan hambatan tarif dan memperkuat arus perdagangan.
Sejalan dengan itu, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank memperkuat dukungan bagi pelaku ekspor nasional melalui program Penugasan Khusus Ekspor (PKE). Dalam acara yang sama, National Interest Account Dept. Head Indonesia Eximbank Agnes Rahadian menjabarkan, PKE merupakan mandat pemerintah untuk menyediakan fasilitas pembiayaan, penjaminan, dan asuransi bagi transaksi ekspor yang sulit secara komersial namun dianggap penting bagi perekonomian nasional.
Terdapat lima program utama yang memiliki tema dukungan yang spesifik yang kemudian secara umum dapat dimanfaatkan oleh pelaku ekspor yaitu PKE Kawasan (Rp2,6 triliun), PKE UKM (Rp2 triliun), PKE Trade Finance (Rp2,5 triliun), PKE Alat Transportasi (Rp1,5 triliun), dan PKE Farmasi & Alat Kesehatan (Rp500 miliar). Indonesia Eximbank pun mendorong eksportir untuk memanfaatkan Program PKE dalam ekspansi bisnis ekspornya, karena seluruh Program PKE memberikan daya saing yang baik bagi eksportir dalam bersaing di pasar global.
Lebih lanjut, hingga September 2025, Program PKE Kawasan telah tersalurkan kepada pelaku ekspor lebih dari dari Rp9,5 triliun dan mendukung ekspor ke lebih dari 50 negara tujuan ekspor di Kawasan, termasuk 15 negara di Amerika Latin seperti Brasil, Argentina, dan Chile. Melalui skema ini, sejumlah produk Indonesia telah menembus pasar Brasil, di antaranya minyak nabati, crumb rubber, furnitur, dan rempah-rempah.
Selain fasilitas pembiayaan dengan tingkat suku bunga yang memberikan daya saing tinggi, skema PKE juga dapat disalurkan melalui fasilitas penjaminan dan asuransi ekspor seperti trade credit insurance dan marine cargo insurance, yang melindungi eksportir dari risiko gagal bayar dan gagal kirim dengan premi penjaminan dan/atau premi asuransi yang relatif kompetitif
Senada dengan Donny, Agnes menilai kawasan Amerika Latin dan Afrika kini menjadi prioritas pengembangan pasar ekspor Indonesia, sekaligus alternatif pasar ekspor demi mengurangi ketergantungan eksportir Indonesia terhadap pasar di negara tradisional/komvensional. Hal ini sejalan dengan strategi diversifikasi geografis dan penguatan posisi Indonesia dalam ekosistem ekonomi BRICS.
“Sektor farmasi dan alat kesehatan untuk market Brazil juga punya potensi yang baik, artinya ini masih jadi untapped yang bisa kita dorong pelaku ekspor kita di bidang ini. Secara rinci, ada potensi Amerika Latin lainnya seperti Argentina, Brazil, Chile, Ecuador, sampai Venezuela,” ungkap Agnes.
Lebih jauh Agnes mendorong, agar UKM lebih luas lagi seluruh segmen pelaku ekspor dapat memanfaatkan sinergi antara promosi pasar yang dilakukan ITPC São Paulo dan dukungan pembiayaan dari LPEI guna menjadi motor penggerak baru bagi perekonomian dan ekspor nasional. Meskipun Brasil masih memiliki hambatan struktural dan budaya bisnis yang kompleks, upaya kolaboratif lintas lembaga dan diplomasi ekonomi yang konsisten dinilai dapat membuka jalan bagi Indonesia untuk memperluas jejak dagangnya di kawasan Amerika Selatan.
Selanjutnya: Qualcomm Technologies Memperkenalkan Dua Prosesor Baru ke Indonesia
Menarik Dibaca: Cek Ramalan Profesional Zodiak Keuangan dan Karier Besok Sabtu 18 Oktober 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News