kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BRMS mengandalkan anak di Jepang


Kamis, 15 Desember 2016 / 06:15 WIB
BRMS mengandalkan anak di Jepang


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tahun depan PT Bumi Resources Minerals Tbk belum bisa berbuat banyak untuk mengerek kinerja. Anak usaha PT Bumi Resources Tbk ini hanya mengandalkan bisnis melalui operasional perusahaan trading yakni di Jepang, yakni Bumi Resources Japan Company Ltd.

Dus Bumi Resources Mineral merasa belum perlu men galokasikan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) 2017. "Pendapatan nanti dari Bumi Resources Japan," ungkap Herwin Hidayat, Hubungan Investor PT Bumi Resources Minerals Tbk, Rabu (14/12).

Sembari bertahan dengan satu sumber bisnis, Bumi Resources Mineralsl menanti izin konstruksi pertambangan untuk tiga anak usaha yang hingga kini belum keluar.

Ketiganya adalah PT Citra Palu Minerals, PT Gorontalo Minerals, dan PT Dairi Prima Mineral. Sektor pertambangan yang mereka garap adalah emas, tembaga, zink dan lead. Paling cepat ketiga anak perusahaan tambang tadi beroperasi pada tahun 2019.

Suseno Kramadibrata, Presiden Direktur PT Bumi Resources Minerals Tbk, yakin, kalau ketiganya sudah beroperasi, maka akan berkontribusi secara signifikan bagi kinerja perusahaan.

Pertimbangan Bumi Resources Minerals, tren harga komoditas pertambangan akan menguntungkan mereka. Catatan perusahaan berkode saham BRMS di Bursa Efek Indonesia itu, harga tembaga saat ini sudah menyentuh US$ 5.865.

Meminjam proyeksi harga konservatif The World Bank, perusahaan itu yakin harga tembaga tahun 2025 mendatang bisa menyentuh US$ 6.578 per ton. Tren kenaikan harga juga bakal terjadi pada komoditas tambang zink, emas dan lead.

Apalagi khsusus untuk zink misalnya, Bumi Resources Minerals melihat dunia kekurangan suplai zink setelah ada tiga tambang besar dunia yang tutup produksi. Sementara pada saat yang bersamaan, dalam 15 tahun terakhir tidak ada perusahaan yang berinvestasi dalam sektor tambang tersebut.

Merancang smelter

Hal itulah yang juga membikin Bumi Resources Minerals bersikukuh dengan rencana membangun fasilitas pengolahan mineral mentah alias smelter. Mereka mengaku, saat ini sedang dalam tahap pembicaraan dengan investor untuk membangun smelter.

Kalau analisis dampak lingkungan alias Amdal segera rampung, pertengahan tahun depan Bumi Resources Minerals masuk tahap konstruksi. "Kalau izin konstruksi cepat itu bisa 1,5 tahun ya, bisa awal tahun 2019 untuk emas dan tembaganya bisa di 2019," terang Suseno.

Rancangan Bumi Resources Minerals adalah membikin smelter dengan desain berbentuk modular. Mereka akan membangun smelter dengan kapasitas berkapasitas hingga mencapai 250.000 ton. Untuk anak perusahaan Citra Palu Minerals, Bumi Resources Minerals menaksir estimasi pembangunan smelter selama 36 bulan.

Perusahaan itu memprediksi proses Amdal dan feasibility study alias uji kelayakan selesai pada kuartal I 2017. Asal tahu Citra Palu Minerals memiliki resources atau sumber daya sebanyak 6,7 juta ton ore dengan grade 4,33 g/ton Au.

Sementara Gorontalo Mineral memiliki cadangan emas dan tembaga sebanyak 105,4 juta ton dengan grade 0,7% cu, 0,33 g/ton Au. Sementara sumber dayanya mencapai 400,6 juta ton.

Kalau cadangan tambang zink dan lead Bumi Resources Minerals mencapai 11 juta ton ore. Perusahaan itu memiliki dua lokasi pertambangan yakni Anjing Hitam dan Lae Jahe. Lantas, sumber dayanya mencapai 25 juta ton ore dengan grade 10,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×