kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Buana Lintas Lautan (BULL) optimistis kinerja di semester II 2020 semakin ciamik


Selasa, 25 Agustus 2020 / 17:03 WIB
Buana Lintas Lautan (BULL) optimistis kinerja di semester II 2020 semakin ciamik
ILUSTRASI. Buana lintas lautan Tbk http://www.bull.co.id


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) optimis dengan kinerja di Semester Kedua 2020 akan lebih positif. Dengan tambahan armada 8 kapal tanker sepanjang Semester I 2020 yang dikhususkan untuk melayani pasar kapal tanker internasional disebut akan berkontribusi penuh pada semester II-2020.

Direktur Utama BULL Wong Kevin menjelaskan, hal tersebut menjadikan proyeksi EBITDA BULL di akhir tahun 2020 meningkat lebih dari 2,5 kali dan laba bersih dari hasil operasi meningkat lebih dari 3,5 kali dibandingkan dengan tahun 2019.

“Saat ini penggunaan kapal tanker untuk tempat penyimpanan minyak terapung telah berkurang akibat dari pelonggaran lockdown yang menyebabkan kembali bergeraknya perekonomian di dunia. Proses destocking kapal tanker sudah berjalan dan akan normal dalam satu sampai dua bulan ke depan,” kata Wong Kevin saat paparan publik perseroan secara virtual, Selasa (25/8).

Menurutnya, dampak pandemi yang terjadi telah menghambat berbagai kegiatan usaha, dalam industri pelayaran salah satunya adalah perawatan kapal tanker secara berkala atau docking. Biasanya setiap bulan sekitar 3-3,5% armada kapal tanker dunia akan melakukan pemeliharaan berkala/docking (yang dilakukan setiap 30 bulan sekali).

Baca Juga: Buana Lintas Lautan (BULL) menyiapkan Rp 270 miliar untuk buyback saham

Namun, kata Wong Kevin, selama Semester-I 2020 hampir seluruh galangan besar perbaikan kapal ditutup sehingga kapal tetap beroperasi dan secara artifisial meningkatkan jumlah kapal yang beroperasi sebesar sekitar 7-10% dari total armada kapal dunia.

Selain itu, pelonggaran lockdown dan dibukanya kembali galangan perbaikan kapal membuat sekitar 5% dari armada dunia melakukan kegiatan docking yang sebelumnya tertunda. Jumlah kapal yang melakukan docking pada bulan Juni lalu meningkat sebesar 84% dibandingkan bulan Mei dan diperkirakan akan terus meningkat untuk beberapa bulan ke depan. Hal ini memberikan sinyal positif untuk peningkatan tarif sewa kapal selama Semester-II 2020 bahkan sampai Semester-I 2021.

Kevin juga mengatakan, permintaan sumber daya energi khususnya minyak bumi kembali meningkat dan penggunaan kapal tanker pun kembali menjadi alat transportasi logistik. Negara produsen minyak juga mulai meningkatkan produksi minyak secara bertahap, seiring dengan menguatnya harga minyak dunia yang sekarang sudah di atas US$ 40/barel.

Disamping itu pembongkaran kapal-kapal tua (scrap) yang sebelumnya tertunda juga telah dimulai kembali sehingga mengurangi kapasitas armada kapal tanker minyak global. Analis memperkirakan 3,1 juta DWT kapasitas kapal tanker akan dibesituakan di Semester-II 2020 sehingga akan mengurangi pasokan kapal secara permanen mulai akhir tahun 2020, hal ini menjadi katalis kedua kenaikan tarif sewa kapal tanker di Semester-II 2020.

"Di sisi lain, di saat banyak kapal yang melakukan docking dan scrapping, permintaan minyak terus bertambah seiring mulai dibukanya kembali kegiatan bisnis di seluruh dunia," katanya.

Baca Juga: Ini faktor pendorong kinerja Buana Lintas Lautan (BULL) di semester I

Wong Kevin menyebut, pengalaman ini tercermin dari permintaan minyak Cina sendiri pada Kuartal-II 2020 adalah sebesar 13 juta barel per hari atau lebih tinggi daripada tahun 2019. Menurutnya, peningkatan ini menyebabkan kepadatan pelabuhan bongkar muat di Cina yang membutuhkan waktu lebih dari 30 hari.

"Bahkan kondisi ini diperkirakan akan terjadi hingga 2-3 bulan ke depan, sehingga menjadi faktor yang menyebabkan kapasitas armada kapal tanker minyak dunia menurun," jelasnya.

Wong Kevin menyampaikan, pandemi Covid-19 diperkirakan akan mulai mereda pada awal 2021, terbukti dengan gencarnya pembuatan dan uji coba vaksin Covid-19. Seiring dengan itu, Ia meyakini dinamika permintaan dan pasokan kapal tanker akan menjadi lebih positif lagi.

Hal ini dikarenakan pasokan kapal tanker minyak yang terbatas dimana jumlah pembuatan kapal tanker baru berada pada tingkat terendah dalam lebih dari 20 tahun terakhir dan ditambah lagi dengan adanya 3 (tiga) peraturan baru dari International Maritime Organization (IMO) yang wajib di- implementasikan antara tahun 2020 sampai 2023 yang diyakini dapat mengurangi pasokan kapal tanker dunia.

Armada Perseroan yang berada di perairan domestik dan internasional dapat mengambil peluang dari 3x jauhnya jarak antara Amerika Serikat ke Negara Timur dibandingkan ke Timur Tengah.

Dengan banyaknya peluang yang menjanjikan, baik sebelum dan ke depannya, BULL mulai bergerak keluar untuk melakukan diversifikasi dari pasar domestik dan menggerakkan sekitar 40% armadanya ke pasar internasional, namun dengan tetap mempertahankan strateginya pada sebagian besar atau minimal 80%-90% pendapatan usahanya dari kontrak sewa sehingga dalam keadaan apapun keberlangsungan usaha Perseroan tetap terjamin dan stabil.

Baca Juga: Pendapatan melesat 100%, kinerja Buana Lintas Lautan (BULL) di semester I-2020 ciamik

"Maka dari itu kami yakin prospek investasi sangat baik karena memang prospek usaha armada yang cukup pesat di dukung juga tarif sewa yang diyakini akan meningkat dan juga strategi bisnis yang sangat stabil mayoritas dari kontrak 80%-90%, maka dari itu kami yakin prospek BULL ke depan sangat positif," pungkas Wong Kevin.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, BULL mencatat pendapatan sebesar US$ 97,95 juta pada semester-I 2020 atau melesat 100,84% dari pendapatan pada semester-I 2019 yang sebanyak US$ 48,77 juta. Sejalan dengan itu, beban langsung perusahaan juga terpantau naik 66,11% menjadi US$ 45,88 juta ketimbang beban langsung di enam bulan pertama tahun lalu yang hanya US$ 27,62 juta.

BULL juga berhasil mencetak kenaikan laba bersih. Buktinya, laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk melonjak hampir empat kali lipat dari US$ 8,51 juta pada paruh pertama 2019, menjadi US$ 31,57 juta di enam bulan pertama tahun ini.

Peningkatan kinerja ini sejalan dengan upaya perusahaan dalam menambah armada dan memperoleh kontrak baru. Sepanjang semester pertama emiten ini telah menambah delapan armada baru. Total kapasitas seluruh armada BULL saat ini sebesar 2,3 juta deadweight tonnage (DWT). Adapun sekarang ini tingkat utilisasi BULL mencapai 95%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×