kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.462.000   9.000   0,37%
  • USD/IDR 16.663   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.660   40,02   0,46%
  • KOMPAS100 1.192   10,20   0,86%
  • LQ45 848   1,27   0,15%
  • ISSI 313   2,80   0,90%
  • IDX30 434   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 501   -0,35   -0,07%
  • IDX80 134   1,11   0,84%
  • IDXV30 138   1,59   1,16%
  • IDXQ30 138   -0,09   -0,07%

Buka ISF 2024, Jokowi Pamerkan Potensi Energi Hijau Indonesia


Kamis, 05 September 2024 / 11:04 WIB
Buka ISF 2024, Jokowi Pamerkan Potensi Energi Hijau Indonesia
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (Jokowi.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memamerkan potensi energi hijau yang dimiliki Indonesia di hadapan delegasi negara-negara dunia, saat membuka gelaran Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Kamis (5/9).

Jokowi mengatakan bahwa dalam mendukung ekonomi hijau bukan hanya berbicara tentang perlindungan lingkungan tetapi bagaimana menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi rakyat.

Baca Juga: Jokowi Ungkap Pontensi Energi Hijau Indonesia Capai 3.600 Giga Watt

“Jangan meragukan komitmen Indonesia dalam mencapai Net Zero Emission dan berkontribusi dalam dunia yang lebih hijau,” ujarnya di ISF 2024, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Kamis (5/9).

Jokowi menyebutkan, Indonesia memiliki potensi energi hijau yang melimpah mencapai lebih dari 3.600 gigawatt. Selain itu, juga memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) apung di Waduk Cirata dengan kapasitas 192 megawatt peak (MWp) terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia.

Berikutnya, lanjut Jokowi, Indonesia memiliki potensi besar dalam penyerapan karbon dengan hutan mangrove terbesar di dunia seluas 3,3 juta hektar yang mampu menyerap karbon 8 - 12 kali. Menurutnya, penyerapan karbon ini lebih baik dibandingkan hutan hujan tropis dan tak banyak diketahui orang.

Baca Juga: Neta Siapkan 5 Mobil Listrik untuk Ajang Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2024

Kemudian, kata Jokowi, Indonesia memiliki kawasan industri hijau seluas 13.000 hektare, di man ini juga merupakan salah satu yang terbesar di dunia.

“Tapi semua itu tidak akan memberi dampak yang signifikan bagi percepatan penanganan perubahan iklim, selama negara manu tidak berani berinvestasi, selama riset dan teknologi tidak dibuka secara luas dan selama pendanaan tidak diberikan dengan skema yang meringankan negara berkembang,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×