kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.203   61,60   0,86%
  • KOMPAS100 1.107   11,66   1,06%
  • LQ45 878   12,21   1,41%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 449   6,54   1,48%
  • IDXHIDIV20 540   5,97   1,12%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 135   0,73   0,55%
  • IDXQ30 149   1,79   1,22%

Jokowi Ungkap Pontensi Energi Hijau Indonesia Capai 3.600 Giga Watt


Kamis, 05 September 2024 / 10:18 WIB
Jokowi Ungkap Pontensi Energi Hijau Indonesia Capai 3.600 Giga Watt
ILUSTRASI. Indonesia memiliki potensi energi hijau yang melimpah, mencapai lebih dari 3.600 giga watt


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo mengungkapkan Indonesia memiliki potensi energi hijau yang melimpah, mencapai lebih dari 3.600 giga watt. Hal ini diungkapkan dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) di JCC, Jakarta, Kamis (5/9).

"Kami juga memiliki PLTS, PLTS Apung, Pembangkit Listrik Tenaga Surya Apung, di waduk Cirata dengan kapasitas 192 megawatt peak, terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia," kata Jokowi.

Untuk itu, kata Jokowi, jangan meragukan komitmen Indonesia dalam mencapai net zero emission dan berkontribusi bagi dunia yang lebih hijau. Indonesia juga memiliki potensi besar dalam penyerapan karbon. Hutan mangrove Indonesia terbesar di dunia, seluas 3,3 juta hektare, yang mampu menyerap karbon 8-12 kali lebih baik dibandingkan hutan hujan tropis.

Jokowi menegaskan permasalahan perubahan iklim ini tidak akan pernah bisa terselesaikan selama dunia menggunakan pendekatan ekonomi, selama dunia hanya menghitung keuntungannya sendiri, dan selama dunia hanya mementingkan ego sentrisnya sendiri-sendiri. 

Baca Juga: Luhut Sebut Transisi Energi Bakal Hemat Subsidi hingga Rp 90 Triliun

Sebab, disampaikan Jokowi untuk menyelesaikannya butuh pendekatan yang kolaboratif, butuh pendekatan yang berperi kemanusiaan, dan kolaborasi antara negara maju dan negara berkembang. Dan juga kemanusiaan agar prosesnya tidak mengorbankan kepentingan rakyat kecil.

Menurut Jokowi, selama negara maju tidak berani berinvestasi, selama riset dan teknologi tidak dibuka secara luas, dan selama pendanaan tidak diberikan dalam skema yang meringankan negara berkembang. Tiga hal itu penting untuk menjadi catatan kita semuanya.

Jokowi menambahkan, Indonesia sangat terbuka bermitra dengan siapapun untuk memaksimalkan potensi bagi dunia yang lebih jauh, untuk memberikan akses energi hijau yang berkeadilan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×