kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bulog akan kelola produk komoditas strategis


Kamis, 13 Agustus 2015 / 10:01 WIB
Bulog akan kelola produk komoditas strategis


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Pemerintah serius membenahi stabilitas harga komoditas pangan strategis. Karena itu, pemerintah menunjuk Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menstabilkan harga komoditas pangan nasional, seperti beras, daging, bawang, cabai, jagung, gula dan kedelai.

Wahyu, Direktur Pengadaan Bulog mengatakan, dengan tugas barunya itu, BUMN ini akan menjadi penyangga dan penyerap produk-produk komoditas strategis nasional. Selain itu, Bulog akan menjadi importir bahan pangan.

Tapi, impor akan menjadi pilihan terakhir bila Bulog menilai pasokan dalam negeri belum memenuhi kebutuhan nasional. "Bulog tidak hanya sebagai importir, tapi juga penyangga yang meningkatkan penyerapan komoditas dalam negeri," tutur Wahyu kepada KONTAN, Rabu (12/8).

Wahyu menambahkan, saat ini, Bulog telah mengambil alih pengelolaan impor sejumlah komoditas, seperti jagung dan daging. Hal ini dilakukan karena kebutuhan dalam negeri mendesak dipenuhi. Sementara, produksi nasional belum menutupi kebutuhan.

Dalam waktu dekat, lanjut Wahyu, Bulog akan membantu asosiasi pakan ternak untuk menyerap pasokan jagung dalam negeri. Bahkan, Bulog akan mengimpor jagung bila dibutuhkan. Kini, Bulog telah bekerjasama dengan industri pakan ternak dalam menyalurkan dan menyerap jagung.

Sudirman, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GMPT) menilai, di tengah ketidakpercayaan pemerintah kepada pengusaha impor, peran Bulog sangat dibutuhkan. Bulog diharapkan dapat menjembatani kepentingan para pengusaha dan pemerintah.

Karena itu, pengusaha makanan ternak akan bekerjasama dengan Bulog dalam memastikan ketersediaan pasokan jagung pakan ternak. Bisa saja stok jagung diambil dari pasokan impor atau menyerap produksi petani lokal.

Hal senada juga disampaikan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi. Ia mengatakan, keputusan pemerintah menyerahkan pengelolaan impor sapi siap potong ke Bulog memberikan kepastian ketersediaan daging untuk pedagang. Dia bilang, selama ini importir swasta terbukti tak mampu mengendalikan harga daging sapi.

M. Ikhsan Ingratubun, Ketua Asosiasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia (Akumindo) meminta pemerintah memulihkan kondisi saat ini agar harga bahan pangan kembali stabil. Akibat kenaikan harga dan mogoknya pedagang daging, membuat pelaku UMKM merugi, seperti restoran skala kecil, rumah makan, dan pedagang bakso. "Selama empat hari tidak bisa berdagang dan tidak mendapatkan pemasukan untuk biaya kehidupan sehari-hari," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×