Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog mengaku masih kesulitan menjual gula yang diserap dari petani. Hal ini disebabkan harga jual di pasar yang tidak bersaing.
Direktur Komersial Perum Bulog Andrianto Wahyu Adi mengatakan, pemerintah sudah menugaskan Bulog untuk menyerap gula petani dengan harga Rp 9.700 per kg, di mana Bulog pun harus menanggung Pajak Penghasilan (PPh) petani. Sementara, harga jual gula masih di bawah harga pembelian tersebut.
"Kami kan ditugaskan untuk membeli dengan harga Rp 9.700 per kg, sementara petani tidak mau dikenai PPh, jadi PPh-nya kami tanggung jadi sekitar Rp 10.000 per kg. Sementara harga di tingkat produsen sekarang cuma berkisar Rp 9.000 per kg," tutur Andrianto, Kamis (13/9).
Andrianto mengakui, memang nantinya biaya pembelian ini akan diganti oleh pemerintah, akan tetapi dana tersebut baru bisa diganti apabila gula tersebut sudah bisa terjual.
Dia pun mengatakan, solusi lainnya adalah menjual gula tersebut dalam kemasan yang lebih kecil. Sayangnya, akan ada biaya tambahan untuk mengemas gula tersebut.
Menurut Andrianto, pihaknya akan mencoba menjual gula tersebut ke berbagai wilayah seperti Papua dan Maluku. "Tetapi kami akan mencoba menjual yang tahun lalu terlebih dahulu, jadi first in, first out," terang Andrianto.
Saat ini, stok gula Bulog sebesar 270.000 ton, di mana 140.000 ton merupakan sisa gula dari tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News