Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulog mulai mencoba cara baru mencegah aksi penimbunan beras. Salah satunya, dengan mendistribusikan beras kemasan yang dilengkapi sistem barcode, bukan sekadar beras curah seperti selama ini.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, distribusi beras kemasan ke titik-titik rantai distribusi Bulog seperti ritel pemerintah sudah dilakukan pada awal pekan ini.
Beras-beras tersebut dikemas medium, dengan ukuran 5 kilogram dan 10 kilogram.
Barcode tersebut sebagai sarana monitoring. "Gunanya untuk kontrol. Kalau ada pembelian berlebihan kita bisa tahu, derah mana, siapa yang beli," kata pria yang disebut Buwas ini, Selasa malam (8/5)..
Selain mengedarkan beras ukuran medium, Bulog juga menyiapkan beras renceng dengan kemasan kecil 200 gram. Meski kecil dan murah, Buwas menjanjikan, beras tersebut tetap berkualitas.
Nanti, beras-beras tersebut akan diedarkan dengan bantuan TNI dan Polri. “Nanti, beras tersebut akan ada di polsek, koramil, kantor kecamatan. Nanti sudah ada harganya, mereka hanya menjual,” kata Buwas.
Dia menargetkan, beras renceng ini sudah ada menjelang Lebaran, untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga jelang hari raya. Berapa harganya, Buwas bilang, Bulog tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koordinasi bidang Ekonomi, dan Satgas Pangan.
Untuk menjaga ketahanan pangan, Budi Waseso juga mengatakan, telah berkoordinasi dengan Satgas Pangan untuk menciduk pelaku yang mempermainkan pasokan beras.
“Ada yang sudah ditangkap, tapi saya tidak mau bilang. Biarkan saja mereka seperti itu dulu, nanti langsung terbukti sendiri,” kata Buwas.
Dia menegaskan, pasokan beras di Bulog pun cukup untuk mengkover puasa dan Lebaran. Mengutip Kontan sebelumnya, realisasi pengadaan gabah/beras dalam negeri oleh Bulog hingga 8 Mei 2018 sekitar 678.238 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News