kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BUMN konstruksi berharap BI rate turun


Kamis, 05 November 2015 / 11:39 WIB
BUMN konstruksi berharap BI rate turun


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Perusahaan konstruksi bakal bersorak bila suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI rate jadi diturunkan lantaran akan memperbaiki kinerja perusahaan.

Harapan tersebut utamanya muncul dari sejumlah kontraktor BUMN. Terlebih peluang memulihkan kinerja ada di semester II ini seiring mulai bergulirnya proyek-proyek pemerintah.

Kontraktor pun berlomba dengan waktu untuk mengejar target pendapatan kontrak di akhir tahun.

Sebut saja PT Istaka Karya (Persero) yang sempat terseok di semester I-2015. Istaka Karya sempat pesimistis mampu mengejar target pendapatan hingga akhir tahun. Sampai kuartal III-2015 perusahaan ini hanya mampu meraih 60% dari target.

Tak heran bila Istaka merevisi target pendapatannya. Pada kuartal IV ini, mereka memangkas target 10% hingga 15%. Meski sudah diturunkan, tetap saja pendapatannya diperkirakan meleset dari target.

“Kami tidak seoptimis kontraktor BUMN lain. Kami baru mendapat banyak proyek di semester-II 2015. Tapi kami sulit mengejarnya karena masalah waktu. Apalagi untuk proyek-proyek single year, berat sekali,” kata Y Joko Sudarso, Manajer Pemasaran Istaka Karya saat ditemui KONTAN di Indonesia Construction Week 2015, Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (4/11).

Makanya, penurunan BI rate bisa membantu Istaka Karya mencapai target. Mereka memperkirakan mampu mengejar tambahan 10%-20% pendapatan di kuartal IV-2015.

Perusahaan jasa konstruksi BUMN PT Nindya Karya (Persero) juga berharap penurunan BI Rate. “Bagi perusahaan konstruksi, pengaruhnya ke penurunan beban perusahaan yang membantu memperbaiki kinerja dan laba,”  kata Imam Sugiatno, GM Marketing Nindya Karya.

Menurutnya, penurunan BI rate berdampak positif bagi industri konstruksi secara keseluruhan. “Kontraktor di Indonesia jadi bisa bersaing dengan negara lain, bisa sejajar. Karena selama ini bunga bank di Indonesia selalu kalah saing dengan negara lain,” kata Imam.

Tahun ini Nindya Karya memasang target pendapatan kontrak senilai Rp 6,7 triliun. Sampai kuartal III-2015 sudah Rp 6,5 triliun yang masuk ke perusahaan.

Hadi Prasetyo, Marketing Manager PT Wijaya Karya Tbk (Persero) mengatakan, ada juga efek penurunan BI rate secara tidak langsung terhadap harga material.

“Efek tidak langsungnya harga material bisa konsisten. Bahkan, kami harapkan harga material bisa turun. Kalau fluktuasi harga material tinggi, laba atau profit perusahaan akan menurun,” kata Wahyu.

Mendapatkan pinjaman dari bank pun semakin mudah. “Dengan turunnya BI rate memungkinkan kami meminjam lebih banyak untuk mendorong produksi seluruh proyek WIKA,” kata dia.

WIKA menargetkan, pendapatan kontrak infrastruktur sebesar Rp 12 triliun untuk order book 2014. Hingga kuartal III-2015 telah diperoleh 85% dari target.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×